Ekonomi

Selamat Datang Beras Impor

Pro Kontra Impor Beras (Ilustrasi Nusantaranews)
Pro Kontra Impor Beras (Ilustrasi Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mengejutkan. Tak banyak tersorot media, tiga hari jelang puasa, kebijakan impor beras sebanyak 500 ribu ton sukses diketok pemerintah. Meski sedari awal menuai pro kontra, nyatanya ‘koalisi’ antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berhasil memuluskan jalannya beras impor masuk ke Indonesia.

Rencana banjirnya beras impor sebanyak 500 ribu ton ini dibenarkan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan. “Kami telah menerbitkan persetujuan izin impor untuk 500 ribu ton tahap kedua,” kata Oke di Jakarta sehari setelah disahkanya izin impor dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rekortas) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kemendag pada Senin, 14 Mei 2018 lalu.

Oke Nurwan menambahkan, di balik alasan pemerintah menerbitkan izin impor beras dari Myanmar, Thailand, dan Vietnam tak lain adalah untuk menstabilkan harga. Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman secara lantang mengatakan bahwa tanpa harus melakukan impor beras, rakyat masih bisa makan setiap hari. Sehingga dirinya mengaku menentang keras upaya Kemendag yang tetap bersikeras mengimpor beras.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

“Kita bisa makan setiap hari tanpa harus mengimpor beras, itu hasil kerja keras kita semua. Presiden sangat menaruh perhatian yang besar kepada para petani,” kata Amran di Purwodadi, Jawa Tengah, Selasa, 23 Januari 2018.

Baca Juga:
DPR Bersikap Dengar Pemerintah Kembali Impor 500 Ton Beras
Panen Padi Nasional Pada Januari 2018 Menghasilkan 2,83 Juta Ton Beras
Mentan: Kita Bisa Makan Setiap Hari Tanpa Harus Impor Beras

Amran memahami betul keluhan dari para petani untuk tidak mengimpor beras. Sehingga jalan satu-satunya adalah meningkatkan produktifitas pertanian. Hal ini dibuktikan dengan tercapainya swasembada beras tahun ini.

Pada Januari 2018 lalu, panen padi nasional seluas 854.000 hektare sukses meraih hasil 4,51 juta ton GKG. Produksi itu setara dengan 2,83 juta ton beras, sehingga surplus 329 ribu ton bila dibandingkan untuk kebutuhan konsumsi yang hanya sebesar 2,5 juta ton dalam kurun waktu setahun bisa tercukupi.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Athor Subroto mengatakan klaim pemerintah menstabilkan harga beras nasional melalui kebijakan impor 500 ribu ton dari Vietnam dan Thailand, tak akan meringankan ekonomi rakyat. Sebab impor tersebut hanya untuk kalangan menengah ke atas.

Keputusan pemerintah mengimpor beras ini jelas menimbulkan banyak pertanyaan dan kecurigaan. Pasalnya, terentang sejak Januari hingga Februari 2018 lalu, Indonesia berhasil menggelar panen raya nasional.

“Ada apa ini? Apakah produksi kurang, beras dari Vietnam dan Thailand kan nggak banyak berbeda dari kita, kecuali kalau berasnya nggak ada ditanam di Indonesia,” kata Athor (15/1/2018).

Maka diketuknya izin impor 500 ribu ton beras pada Senin (14/5) menjadi kabar mengejutkan bagi publik tanah air saat menyambut bulan puasa kali ini.

Pewarta: Alya Karen
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 3,071