NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Banyak relawan Joko Widodo yang ditempatkan di BUMN cuma planga-plongo enggak tahu apa yang harus dikerjakan.
Demikian disampaikan politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono dimintai keterangannya pekan lalu. Kondisi tersebut terjadi selama lima tahun terakhir.
Akibatnya, Erick Thohir harus sibuk bersih-bersih pejabat BUMN usai dirinya ditunjuk Presiden Jokowi menggantikan jabatan Rini Soemarno.
“Memang, BUMN kita selama 5 tahun terakhir kotor banget pengelolaannya alias banyak sekali mark up, rugi dan hutang, serta penempatan direksi-direksi BUMN yang tidak tepat. Penempatan komisaris-komisaris yang yang hanya jadi wayang dan untuk dapur ngebul saja alias duduk nyantai dapet gaji gede,” ungkap dia.
Poyuono menjelaskan, periode pertama pemerintahan Joko Widodo, BUMN banyak dijadikan tempat untuk mencari nafkah para relawan Jokowi di mana mereka banyak ditempatkan di posisi komisaris tanpa melihat kemampuannya.
“Nah jika Erick Thohir memang bersih-bersih BUMN siap-siap aja para relawan Joko Widodo yang tidak capable di BUMN tertendang nantinya,” katanya.
“Nah jika Erick Thohir bersih-bersih BUMN artinya selama 5 tahun terakhir di periode pertama Joko Widodo,terbukti bahwa Joko Widodo gagal dalam pengolahan BUKMN selama ini,” sambungnya.
Misalnya, lanjut Poyuono, menumpuknya utang BUMN sektor konstruksi yang sangat mungkin macet karena digunakan untuk membangun program infrastruktur Joko Widodo yang return of investment sangat lama. “Terus perbankan BUMN sudah masuk tahap hati-hati dengan banyak kredit macet akibat kredit fiktif,” katanya.
“Belum lagi BUMN jasa asuransi PT Jiwasraya yang rampok oleh swasta hingga kerugian puluhan trilun. Belum lagi pembobolan dana pensiun Pertamina,” ucapnya.
“Nah, benar kan kata Prabowo saat kampanye Pilpres kalau pengolahan BUMN itu salah urus dan sekarang dibuktikan sama Erick Thohir dengan bersih-bersih BUMN,” pungkasnya. (sld/ach)
Editor: Eriec Dieda