
NUSANTARANEWS.CO – Pasca tewasnya dua anggota kelompok sipil bersenjata di Poso, yang salah satunya diduga kuat adalah Santoso, disinyalir akan menambah beban tugas Kepala Badan Nasinaonal Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius. Hal ini sesuai dengan penilaian Ketua Presidium Indo Police Watch (IPW) Neta S Pane melalui keterangan tertulisnya yang diterima nusantaranews.co di Jakarta, Selasa (19/7/2016) kemarin.
(Baca lebiuh lanjut: Tantangan Suhardi di BNPT Berat Pasca Tewasnya Santoso)
Suhardi Alius yang dilantik secara resmi sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulanan Terorisme (BNPT) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/7) dinilai sanggup menjalankan tugas-tugas berat tersebut. Salah satu alasannya, menurut Neta adalah karena Kepala BNPT baru ini masih energik, mengingat Suhardi merupkan angkatan muda di Polri. Kendati, kata Neta, lulusan Akpol 85 ini memang belum pernah bertugas di Densus 88 Anti Teror, namun ia pernah menjabat sebagai Kabareskrim. Bagi Neta, tampilnya Suhari sebagai Kepala BNPT akan mencerlangkan sinar bintangnya lagi.
Kepala BNPT baru ini selain mengemban tugas tanggulangi terorisme di Indonesia, khususnya pasca tewasnya Santoso, diharapkan juga untuk mampu memperkuat hubungan dengan negara tetangga dan kawasan regional Asia Tenggara (ASEAN). Harapan besar ini disampaikan oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian usai menghadiri pelantikan Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT di Istana Kepresidenan, Jakarta.
“Kami harapkan beliau (Suhardi Alius – red) bangun hubungan regional. Ada jaringan di Malaysia, Filipina ada Abu Sayyaf. Thailand diserang. Saya yakin beliau bisa kerja sama di kawasan regional,” kata Tito seperti dikutip Antara.
Lebih lanjut, Tito menerangkan bahwa jaringan terorisme global, kini berubah menjadi pendukung jaringan ISIS yang sebelumnya merupakan pendukung Al Qaeda. Oleh sebab itu, pihaknya yakin bahwa dengan kemampuan yang dimiliki, Suhardi akan sering bersafari ke luar negeri guna menjalin hubungan dengan mitra dari negara lain terkait pemberantasan dan penanggulangan terorisme.
“Beliau sudah banyak berkecimpung dengan mitra di negara asing saat jadi Kabareskrim dan saat sekolah di luar negeri. Ini akan memudahkan beliau menangani terorisme di BNPT,” ungkapnya.
Seperti yang dinyatakan Neta sebelumnya, Tito memberi penegasan bahwa, kendati Suhardi belum pernah bertugas di Detasemen Khusus 88 Anti Teror dan BNPT, dengan yakin pula Tito menjamin atas pengangkatan Suhardi sebagai Kepala BNPT. Sebab, tambahnya, Suhardi adalah sosok jenderal cerdas yang senantiasa masuk tiga besar terbaik saat pendidikan Akademi Kepolisian, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Sekolah Staf dan Kepemimpinan dan pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). “Beliau di Lemhannas tahun 2011 bersama saya. Dari 80 orang, Beliau nomor dua. Beliau bahas terorisme,” katanya.
Selain itu, prestasi Suhardi juga muncul ketika dirinya menjadi Koordinator Staf Ahli Kapolri. Di mana ia sudah terbiasa memfasilitasi kegiatan penanggulangan terorisme, ujar Tito mengakhiri.
Sebagai informasi, para petinggi negara yang hadir dalam acara pelantikan Kepala BNPT selain Jenderal Pol Tito Karnavian adalah Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Irman Gusman, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. (Sel)
Baca juga: Soal Kepala BNPT: Tito Karnavian Pergi, Hadirlah Komjen Suhardi Alius