EkonomiPeristiwa

Selain Kebijakan Impor, Petani Prihatinkan Harga Gula di Pasaran

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ratusan petani tebu se-Kabupaten Gresik dan Lamongan mendatangi Komisi VI DPR RI. Kedatangan mereka untuk menyampaikan keprihatinannya soal kebijakan impor gula pemerintah serta harga gula di lapangan yang tidak sesuai.

Ketua Gapoktan Lamongan, Basiyo bersama 500-an petani tebu Lamongan dan Gresik meminta agar kebijakan Permendag tentang penetapan harga gula Rp.11.000 harus segera direvisi. Pasalnya harga saat lelang hanya sebesar Rp.9400.

“Itu yang kami tolak. Kenapa karena harga realita di lapangan yang ditetapkan pemerintah lebih mahal dari pasaran. Itu kan terbalik,” ungkap Basiyo, Senin (9/10/2017)

“Sudah dilelang dan hanya laku Rp.9600 sekian. Tapi ternyata sampek tiga periode juga belum dibayar. Ini realita miris,” lanjutnya.

Basiyo melanjutkan harga tersebut sangat jauh berbeda dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). “HET gula 12.500 dilelang kok harganya sangat jauh. Cuma 9600. Itu selisihnya kemana? Njomplangnya jauh banget. Siapa yang mau memperjuangkan ini? Semoga dewan bisa memperjuangkannya,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemerintah Desa Pragaan Daya Salurkan BLT DD Tahap Pertama untuk Tanggulangi Kemiskinan

Basiyo juga meminta kepada pemerintah untuk mencabut kebijakan impor. Pasalnya kebijakan tersebut mematikan produktifitas dari petani tebu. “Masih sangat keberatan. Karena pemerintah mengimpor secara berlebihan gula raw sugar. Itu berdampak pada petani tebu di daerah,” ujarnya.

“Jadi mohon untuk gula impor berhentilah, kami sadar ada kekurangan dari petani tebu. Kebutuhan dengan produksi yang kami garap belum mencukupi tapi mbok ya o kalau waktu panen jangan impor dulu,” pintanya.

Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 4