Lintas NusaTraveling

Selain Gelar Pelatihan Batik Bagi Purna TKI, Untag Surabaya Juga Majukan Wisata Ponorogo

NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya peduli terhadap perkembangan daerah, khususnya Bumi Reog Ponorogo, Jatim yang merupakan daerah penyuplai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke beberapa negara tujuan baik TKI Formal maupun non formal.

Selain itu Ponorogo juga terkenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Jawa Timur. Langkah yang dilakukan oleh FISIP UNTAG Surabaya adalah mengadakan pelatihan batik ciprat bagi Alumni buruh Migran atau Purna TKI yang ada di Ponorogo.

“Selain itu kami juga mengadakan pelatihan pemberdayaan desa wisata dan pelatihan budidaya durian bagi karangtaruna dan masyarakat Desa Gondowido,” ujar Dr Indro Cahyono, MM selaku Dekan FISIP UNTAG Surabaya saat membuka Pelatihan di Telaga Ngebel, Ponorogo, Rabu (28/3/2018).

Dalam kegiatan itu FISIP UNTAG Surabaya menggandeng Orgasisasi Ponorogo Comunity dan Asosiasi Desa Wisata atau ASIDEWI ponorogo.

“Bahkan selain mengadakan pelatihan kami juga mengadakan MOU kerjasama dengan ASIDEWI Ponorogo dalam kegiatan pemberdayaan pemuda dan desa wisata,” jelasnya.

Baca Juga:  Pemdes Pragaan Daya Membuat Terobosan Baru: Pengurusan KTP dan KK Kini Bisa Dilakukan di Balai Desa

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tujuan kegiatan itu sebagai bentuk mengejawantahkan salah satu Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. “Karena setiap Kampus harus melaksanakan hal itu, sebagai tanggung jawab perguruan tinggi terhadap perkembangan desa,” paparnya.

Pihaknya sengaja memberdayakan potensi yang ada di masing-masing desa sesuai kebutuhan warga masyarakat. “Program ini bisa menjadi stimulus perkembangan desa-desa jauh lebih baik menuju desa sejahtera,” tandasnya.

Lebih lanjut dia juga menyampaikan program kedepan UNTAG Surabaya untuk pengembangan desa wisata. “Di antaranya adalah penelitian untuk lebih memperoleh peta yang detail potensi desa,” tambahnya.

Selain itu menurutnya, bagaimana mendorong inovasi dari setiap desa untuk menjadi desa wisata yang berbeda dengan desa wisata yang lain sehingga terjadi singkronisasi. “Muara akhirnya adalah adanya peningkatan kesejateraan masyarakat desa setempat serta perkembangan pembangunan daerah secara menyeluruh,” ungkapnya.

Bahkan pihaknya juga mengaku siap membantu apa yang dibutuhkan Kabupaten Ponorogo. “Sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang kami miliki,” tuntasnya.

Baca Juga:  BPPD Nunukan dan BNPP Gelar FGD IPKP PKSN Tahun 2023

Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 2