Pulang Pada Ibu
Inginku menembus hujan dan membelah kerinduan yang mengepung.
Dengan dentingan waktu yang terus mengancam.
Menunggu memang membosankan.
Laksana di hina oleh kiasan yang keluar dari mulut setan.
Tapi aku tetap menunggu.
Sampai secangkir kopi ini habis, atau tidak ada lagi kepungan-kepungan yang menyebalkan.
Ibu, tunggulah.
Aku akan pulang dengan membawa harapanmu.
Bantul, 2016
Pergi ke Masjid
Berjalan di kegelapan yang begitu sunyi mencekik leher.
Menghina air yang menggenangi tanah penuh dosa.
Hujan mengajarkan kita untuk berhati-hati.
Tepi menepi dari rumah ke rumah.
Dengan niat kebaikan, percayalah Tuhan akan memperhitungkan.
Sampai tiba di depan gerbang-Nya, aku merapalkan doa-doa.
Memohon ampun atas dosa-dosa yang mengotori gerbang ibadah-Mu.
Bantul, 2016
Sekolah
Pergi untuk membeli butir sayuran.
Dengan doa yang dititipkan pada daun kepada Tuhan.
Maka, olahlah sayur yang kau beli dengan sebaik-baiknya.
Di rumah yang tersimpan kebahagiaan ini.
Kau bumbui sendiri dengan tetes keringat yang menetes laksana waktu tiada henti.
Memang cari bekal hidup itu terkadang tak lebih mencari jarum di tumpukan jerami.
Tapi percayalah, kau akan memetik buah.
Hasil perjuangan menyiram selama ini.
Bantul, 2016
Risen Dhawuh Abdullah. Sedang menuntut ilmu di SMA N 2 Banguntapan. Pelajar yang suka membaca dan menulis cerpen. Lahir di Sleman pada 29 September 1998. Tinggal di Bantul Yogyakarta.