Gaya Hidup

“Sekali Penipu, Tetap Penipu”: Sekali Selingkuh Mungkin Ia Akan Mengulangnya Kembali

(Ilustrasi). Foto: Istimewa
(Ilustrasi) Pasangan Selingkuh. Foto: Istimewa

NUSANTARANEWS.CO – Anda atau pasangan anda mungkin bukanlah orang yang setia di masa lalu. Ketika anda mengakuinya pada pasangan anda yang sekarang, mungkin saja hal tersebut akan menghadirkan berbagai reaksi untuknya. Ia mungkin juga akan terbersit bahwa hal tersebut juga akan anda lakukan kepada dirinya.

Padahal bisa saja niat anda baik, agar dia tidak mengetahui keburukan anda di masa silam dari orang lain. Anda mungkin ingin memulai sebuah hubungan dengan jujur dan terbuka. Anda juga mengetahui bahwa hal ini akan menyebabkan banyak kemungkinan respon dari pasangan anda. Misalnya ia akan menganggap bahwa sekali pernah selingkuh, selalu akan begitu. Atau dengan idiom lain, “sekali penipu, tetap penipu”.

Idiom semacam itu sering sekali kita dengar bukan? Namun, hal tersebut ternyata oleh beberapa penelitian ilmiah dikatakan bukan hanya idiom, beberapa fakta bisa jadi memang ada di balik idiom tersebut.

Jurnal Archives of Sexual Behavior pernah memuat sebuah hasil penelitian yang mengungkapkan kemungkinan akan hal tersebut. Penelitian dilakukan pada 484 peserta yang terdiri dari campuran berbagai gender. Para periset meminta para peserta tersebut untuk melaporkan apakah dirinya pernah terlibat perselingkuhan, melakukan hubungan seks selain dengan pasangan mereka dan apakah mereka juga menaruh kecurigaan kepada pasangan mereka saat ini.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Hasil dari penelitian ini adalah, bahwa orang yang dalam hubungan pertama yang mereka jalin telah mengacaukannya karena melakukan perselingkuhan, maka mereka tiga kali lebih mungkin melakukan kesalahan tersebut kembali dalam hubungan berikutnya dibanding mereka yang tetap setia.

Sementara bagi mereka yang sebelumnya pernah mengalami menjalin hubungan dengan orang yang pernah menipu atau menduakan mereka sebelumnya, memiliki resiko dua kali lebih mungkin untuk memilih atau memiliki pasangan berikutnya yang juga dapat melakukan hal tersebut kepada mereka lagi.

Baca Juga: 6 Tanda Pasangan Anda Selingkuh

Mengapa demikian? Alasan kuat mengapa kemungkinan ini bisa terjadi adalah kenyataan bahwa ketika kita berbohong, maka otak kita benar-benar terbiasa dengan hal itu. Ketika kita melakukan kebohongan kecil demi kebohongan kecil, rasa bersalah atau pikiran bahwa kita telah berbohong akan begitu saja lenyap di otak sehingga suatu saat kita dapat melakukan kebohongan besar.

Para periset menemukan bahwa amigdala-area otak yang bertanggung jawab atas emosi akan terjadi respons saat orang berbohong. Namun respons tersebut akan melemah ketika kebohongan ini berulang kali.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Hal serupa dalam hubungan bisa saja terjadi ketika seseorang menipu atau berbohong kepada pasangannya. Saat pertama kali mungkin hal tersebut akan mengganggu pikiran dan perasaannya. Namun, ketika itu terjadi lagi mereka akan merasa hal tersebut hanya sedikit buruk saja. Lama kelamaan mencurangi pasangannya menjadi hal yang biasa dan seterusnya.

Hal sebagaimana diungkapkan oleh penelitian di atas, tidak lantas menjadikan anda takut begitu saja akan mendapatkan kecurangan dari pasangan anda. Hal yang perlu anda lakukan hanyalah menjag dengan baik hubungan anda dengan pasangan agar selalu harmonis, membuat komitmen bersama untuk saling terbuka dan setia, serta selalu menerapkan pola komunikasi yang baik. Jangan segan-segan untuk mengajak pasangan anda berdiskusi tentang apa yang memberatkan pikiran anda.

Penulis: Riskiana
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 2