Ekonomi

Sejumlah Indikator Ini Menunjukkan Ekonomi Indonesia Kritis

Indikasi Ekonomi Kritis (Ilustrasi)
Indikasi Ekonomi Kritis (Ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Benarkah ekonomi Indonesia kritis? Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri era Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli membenarkannya dengan menunjukkan sejumlah indikator-indikatornya.

“Apa yang kami ramalkan satu setengah tahun yang lalu mulai terjadi. Pada titik ini kami ramalkan Indonesia setengah lampu merah. Artinya sudah critical (kritis),” ungkap Rizal Ramli di Jakarta, Rabu (31/10).

Dirinya menegaskan bahwa posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang tembus mencapai Rp.15.000, tiga bulan yang lalu disebutnya sebagai indikasi awal.

“Itu baru the begining 15 ribu,” kata dia.

Baca Juga:
Membandingkan Utang Indonesia dengan AS dan Jepang Itu Konyol!
Rizal Ramli Bocorkan Rahasia Ramalan Ekonominya yang Selalu Tepat

Lantas, apa indikator indikator utamanya? Rizal Ramli kemudian menjelaskan, pertama, current account deficit transaksi berjalan semester I minus 80 milyar dolar.

“Akhir kuartal ke-III ini akan lebih tinggi lagi, bisa bisa mendekati 3,9 persen sampai 4 persen dari GDP (Gross Domestic Product). Itu udah sangat besar. Angka, baru akan diumumkan (BI) hari Senin (5/11). Dan saya rasa (ketika) diumumin, rupiah akan anjlok lagi,” terangnya.

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

Kemudian, lanjut dia, indikator lainnya tampak pada neraca pembayaran nasional juga tengah mengalami minus 4,31 milyar dolar. Begitupun dengan keseimbangan primer tahun ini, kata Rizal Ramli diprediksi akan minus 6 persen.

“Artinya apa keseimbangan primer minus 6 persen? Artinya bahwa untuk bayar bunga utang kita harus minjem. Itulah kondisi kita, makin lama makin berbahaya,” tegasnya.

Pewarta: Adhon Emka
Editor: Alya Karen

Related Posts

1 of 3,050