EsaiKhazanahKreativitas

Sejarah Singkat Galeri Buku Bengkel Deklamasi-TIM

NUSANTARANEWS.CO – Galeri Buku Bengkel Deklamasi adalah asset Pemda DKI Jakarta, yang berlokasi di Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki, jalan Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat (10330).

Gagasan mendirikan Galeri Buku Bengkel Deklamasi- Taman Ismail Marzuki ini, bermula ketika Bengkel Teater Rendra diundang mengikuti “The 1st New York Festival”, di Amerika Serikat, tahun 1988. Di New York banyak sekali “Secondhand Book Store”, sehingga saya bisa mendapatkan buku-buku Teater dan film dengan harga murah. Lalu timbul keinginan untuk mendirikannya di Jakarta. Tahun 1994, saya bertemu dengan Bapak Soerjadi Soedirdja, Gubernur DKI Jakarta (periode 1992 – 1997). Saya sampaikan gagasan tentang “Secondhand Book Store” tersebut dan mendapat tanggapan yang menyenangkan dari Gubernur. Setelah saya buat maketnya, Dinas Kebudayaan DKI yang ketika itu dipimpin oleh Bapak Azhary Baedlawie, membangun Galeri Buku Bengkel Deklamasi- Taman Ismail Marzuki, di sudut gedung Graha Bhakti Budaya, yang kini keberadaannya sudah berusia 20 tahun.

Galeri Buku Bengkel Deklamasi- Taman Ismail Marzuki ini, didirikan oleh Jose Rizal Manua dan diresmikan pada tanggal 27 Juli 1996, oleh Direktur Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki, Pramana Padmodarmaja. Pada peresmiannya dihadiri oleh para Budayawan, sastrawan dan seniman terkemuka Indonesia, di antaranya; Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Taufiq Ismail, Leon Agusta, Iwan Fals, Remy Sylado, Seno Gumira Ajidarma, Noorca Marendra, Slamet Sukirnanto, Franky Raden, Sanuel Wattimena, Eka D. Sitorus, Gendut Riyanto, Dorman Borisman, Teguh Esha, dll.

Baca Juga:  Malam Penentuan

Beberapa Budayawan, Sastrawan dan Seniman memberikan komentar di buku tamu;

– Rendra: “Toko Buku ini ternyata membawa suasana “rejo”. Lumayan sebagai sumber informasi. Banyak buku-buku bekas yang justru membawa kejutan-kejutan karena sifatnya yang penting sebagai bacaan. Tetapi yang paling tidak saya sangka sebelumnya: took bukumu itu bisa menjadi tempat pertemuan yang singkat dan hangat antara teman dan teman. Dan praktis untuk menjadi tempat menitip pesan antar teman, o.k! Sukses!”

– Taufiq Ismail: “Perpustakaan sudah ada di lingkungan TIM ini, yaitu Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Toko Buku (Lama) belum ada. Baru di buka 27 April 1996. Jadi sesudah 28 Tahun TIM berdiri! Kebetulan pula penggagasnya Jose Rizal Manua, seniman muda kita. Selamatlah!”

– Leon Agusta: Sebuah “terminal” penting di PKJ-TIM. Apalagi karena naskah-naskah sastra, catatan lama pun dapat ditemukan.”

– Slamet Sukirnanto: “Jose, Galeri ini bukan sekedar toko buku, tetapi mempunyai arti yang lebih besar dalam rangka memasyarakatkan sastra. Bengkel Deklamasi harus bergerak terus dan berkembang”.

– Hamid Jabbar: “Bismillah! Toko Buku kita Jose.”

Baca Juga:  Malam Penentuan

– Teguh Esha: “Dengan nama Allah Yang Pengasih Yang Penyayang. Buku-buku itu ada 2 (dua) macam: yang baik & yang tidak baik bagi manusia. Peradaban berbagai bangsa ummat manusia menjadi bukti hingga hari ini. Manusia perlu Buku Supe, Yos! Yang diwahyukan Sang Pencipta. Aku berharap, Buku itu ada di tokomu, sahabatku.”

– Franky Raden: “Saya piker semestinya Toko Buku ini sudah harus ada saat TIM berdiri, tetapi walau terlambat juga Oke-lah! Bravo Jose!”

– Eka D. Sitorus: “Jose, Galeri yang bagus ini perlu AC!!! Itu jelas!!!”

– Seno Gumira Ajidarma: “Toko Buku Langka dengan buku-buku bekas “harta karun”- dan pemandu bonafid Jose Rizal.”

– Norca Marendra: “Jose Rizal, toko buku Anda, sangat lengkap, semarak, menarik dan menjanjikan. Padahal, salah satu cita-cita saya sejak dulu yang belum kesampaian sampai saat ini adalah punya toko buku semacam ini. Saya “iri” dan masa depan di tangan Anda. Selamat. Sukses. Bonne chace!”

– Samuel Wattimena: “Galeri Bukunya terlalu panas, jadi ngeliat koleksi agak terburu-buru. Padahal sepertinya pengin memiliki banyak sekali dari koleksinya, soalnya wawasan gue agak-agak minus, jadi perlu banget bacaan-bacaan yang sudah dipilihkan seperti di Galeri ini. Terima kasih ada Galeri ini. Menolong banget untuk gue”.

Baca Juga:  Malam Penentuan

– Dorman Borisman: “Selamat buat Galeri Buku Bengkel Deklamasi. Galeri ini cukup menolong para peminat sastra-kesenian, kebudayaan, dst. Kini kami bisa dengan mudah bisa mendapat buku-buku jenis tsb. Semoga pengetahuan & ilmu yang Anda jual di sini semakin semarak dan beragam. Dan minat pembaca yang membelinya pun semakin intens dan akrab”.

– Diah Hadaning: “Yose! Ternyata ini adalah bukti dari kecintaanmu pada seni dan kehidupan dalam bentuknya yang “intelek”. Selamat, banyak sukses. Per aspera ad astra!”

– Gendut Riyanto: “Untuk Galeri Bukunya Yos. Hebat, kamu. Negeri ini memang dibangun mulai dari kerja keras seperti ini. Kamu sudah milai untuk angkatan kita berikut hari.”

– Iwan Fals: Wah!”

Dari komentar tersebut di atas, nyatalah bahwa Galeri Buku Bengkel Deklamasi-Taman Ismail marzuki sangat diperlukan bagi masyarakat. Khususnya bagi budayawan, sastrawan dan seniman.

Juga, di usianya yang sudah mencapai 30 tahun, Galeri Buku Bengkel Deklamasi- Taman Ismail Marzuki ini telah cukup dikenal di manca Negara (Amerika, Inggris, Perancis, Belanda, Australia, Jepang, Malaysia, Singapore, Brunei Darissalam, dll).

Harapan saya, semoga Galeri Buku Bengkel Deklamasi- Taman Ismail Marzuki ini tetap dipertahankan keberadaannya, sehingga bisa menjadi salah satu ikon bagi Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki.

Hormat saya,

Jose Rizal Manua, Penyair/Dramawan

Related Posts