Lintas NusaPolitik

Sejarah dan Rententan Operasi Tempur Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad

Prajurit Raider Batalyon Infanteri 303-Raider, Cikajang, Garut/Foto Nusantaranews/Istimewa
Prajurit Raider Batalyon Infanteri 303-Raider, Cikajang, Garut/Foto Nusantaranews/Istimewa

NUSANTARANES.CO – Keberhasilan Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad menangkap Dalima yang diduga istri muda Santoso, bukan satu-satunya operasi yang diukir selama perjalanannya mengabdi kepada ibu pertiwi. Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad yang sebelumnya bernama Batalyon Infanteri 303/Setia Sampai Mati memiliki sejarah panjang dengan deretan panjang operasi tempur dalam hal menumpas gerakan yang mengganggu kedaulatan NKRI.

Inilah sejarah dan rentetean Prestasi Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad atau Batalyon Infanteri 303. Sesuai data yang dihimpun nusantaranews.co Tim Alfa 17 merupakan Batalyon infanteri yang berkualifikasi Raider. Markasnya berada di Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Posisinya kini berada di bawah kendali komando Brigade Infanteri 13/Galuh, Divisi Infanteri 1/Kostrad yang sejajar dengan Yonif 321/Raider, Majalengka dan Yonif 323/Raider, Ciamis.

Berdirinya Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad tepat pada 1 September 1949 dengan proses yang cukup panjang. Sejarah mencatat bahwa sebelumnya sempat bernama Mobile Batalyon A yang berada di bawah Markas Besar TKR. Kemudian di tahun 1948 namanya berubah menjadi Batalyon Korps Reverse Umum Z Brigade XIV Siliwangi. Di balik sejarah ini ada peristiwa yang mendorong terbentuknya satuan.

Satuan ini bermula pasca Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan pada tangga 17 Agustus 1945. Sehingga untuk menyambut dengan spontan dan konsekuensi, para pemuda dari segala aliran dan lapisan di kota Yogyakarta, membentuk badan-badan perjuangan bersenjata yang diberi nama Batalyon Markas Tertinggi (BMT) yang langsung di bawah Komandan Batalyon Mayor Inf Sudarto waktu itu, dengan kekuatan 2 Kompi Senapan dan 1 Kompi Markas. Tentunya mereka semua ketika itu sama-sama memiliki semangat Proklamsi.

Selanjutnya, pada tahun 1948 Batalyon MBT ini bermetamorfosa menjadi Batalyon IV/KRU Z Brigade 14/Siliwangi di bawah pimpinan Kapten Inf Nasuhi. Lantaran BMT ini berdiri di atas semangat Proklamasi, dalam usianya yang relatif muda sudah berhasil merampas senjata LE dari tangan penyelundup di pantai Tegal. Saking banyaknya jumlah senjata yang dirampas, kabarnya bisa cukup mempersenjatai 1 Resimen hingga tahun 1945 batalyon ini lengkap dengan kekuatan 4 Kompi senapan dan 1 Kompi Staf.

Baca Juga:  Mobilisasi Ekonomi Tinggi, Agung Mulyono: Dukung Pembangunan MRT di Surabaya

Sejarah gemilang yang ditorehkan satuan ini adalah penumpasan PKI pada awal Agustus 1948 di daerah Wonogiri, Baturetno, Wuryantoro dengan hasil 2 Kompi Pasukan Kalong (PKI) dibawah pimpinan Ex Mayor Sampir menyerah.

Perlu dicatat bahwa, Batalyon Infanteri yang berhasil menangkap Dalima dalam Operasi Tinombala ini merupakan salah satu pasukan tempur yang telah banyak terlibat dalam berbagai operasi tempur. Salah satunya adalah saat 390 anggota pasukan ini menjadi bagian terbesar dari Kontingen Garuda XII-D yang diberangkatkan ke Kamboja pada tahun 1993 sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.

Operasi Luar Negeri Misi Perdamaian PBB di Kambodia ini berdasar pada surat perintah Pangab Nomor: Sprin/127/I/1993 tanggal, 13 Januari 1993 Batalyon Infanteri 303/Setia Sampai Mati sebanyak 390 orang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Kambodia bersama satuan Marinir TNI-AL sebanyak 213 orang dan gabungan dari berbagai satuan sebanyak 217 orang yang jumlah keseluruhan 850 orang personel tergabung dalam Kontingen Garuda XII-D di bawah pimpinan Letkol Inf Saptadji Siswaya. Adapun daerah penugasan Kompi-A di perbatasan Kampung Tomoh, Kompi-B di Setung, Kompi-C di Kompong Cham, dan Kompi Markas berada di Khomphong Thom. Adapun masa waktu operasi ini tertulis: Kontingen Garuda XII-D berangkat ke Kambodia pada tanggal 10 Januari 1993 dan 10 Pebruari 1993 dan kembali tanggal 18 Nopember 1993. Penugasan operasi ke luar negeri merupakan salah satu tugas operasi dari puluhan Operasi yang dilukakan di dalam negeri.

Adapun Operasi tempur atau tugas-tugas negara dalam Negeri yang dilakukan Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad sejak berdirinya di antaranya adalah (1) Penumpasan Pemberontakan PKI / Muso di Madiun pada tahun 1948 yang dipimpin oleh Mayor Inf Kharudin Nasution; (2) Penumpasan Pemberontakan DI TII Amir Fatah di Jawa Barat pada Tahun 1950 yang dipimpin oleh Mayor Inf Kaharudin Nasution; (3) Penghancuran Pemberontakan DI TII Priangan Timur pada Tahun 1958 dipimpin oleh Mayor Inf Saptadji Hadiprawira; (4) Penumpasan Pemberontakan PRRI di Sumatra Utara pada Tahun 1959 dipimpin oleh Mayor Inf Subiandono Sutarjo; dan (5) Penghancuran Pemberontakan DI TII di Periangan Timur pada Tahun 1960 dipimpin oleh Mayor Inf Sukresno.

Baca Juga:  LSN Effect di Pemilu 2024, Prabowo-Gibran dan Gerindra Jadi Jawara di Jawa Timur

Selanjutnya, dalam rentang 20 tahun antara tahun 60-an sampai tahun 70-an, Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad menjalankan tugasnya dengan setia yaitu (6) Penghancuran Pemberontakan DI TII Kahar Muzakar di daerah Sulawesi Tenggara pada Tahun 1963 dipimpin oleh Mayor Inf P.J Sucipto; (7) Penumpasan Pemberontakan G.30S/PKI didaerah Korem 061/Surya Kencana Bogor pada Tahun 1966 dipimpin oleh Mayor Inf Martoman; (8) Penumpasan Pemberontakan G.30S/PKI disepanjang perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah pada Tahun. 1966 dipimpin oleh Mayor Inf R. Suradi; (9) Penghancuran Pemberontakan PGRS / PARAKU Kalbar, BP Yonif -323 sebanyak 1 Kompi pada Tahun 1969; dan (10) Operasi Seroja Timor Timur tergabung dalam Satuan RTT 13/Galuh Tahun 1976 dipimpin oleh Mayor Inf Sutrisno Trimo.

Operasi tempur yang ditugaskan kepada Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad terus berlanjut, terhitung sejak awal tahun 80-an sampai akhir tahun 90-an. Adapun tugas-tugas tersebut adalah (11) Operasi Seroja Timor-timur Tahun 1982 dipimpin oleh Mayor Inf Akhmad Jaelani dengan jumlah personel 677 orang; (12) Operasi Watu Wisa Timor Timur Rotasi 3 Tahun dari tahun 1985 sampai dengan 1987 dipimpin oleh Letkol Inf Mudin Sutaryadi Tahun 1985, dilanjutkan oleh Letkol Inf Kivlan Zen pada Tahun 1985 sampai dengan 1987 dengan jumlah personel 650 orang; (13) Operasi Moris Diak Timor Timur tanggal 20 Pebruari sampai dengan 20 Desember 1991 dipimpin oleh Mayor Inf Asril Hamzah Tanjung dengan jumlah personel 550 orang; (14) Operasi Timor Timur Rajawali-I Tahun 1995 dipimpin oleh Kapten Inf Adi Sucipto dengan jumlah Personel 63 orang; (15) Operasi Irian Jaya Rajawali-III Tahun 1997 s/d 1998 dipimpin oleh Kapten Inf Muchtar Indriya dengan jumlah personel 124 orang; (16) Operasi Satgas Darat Rajawali II di Timor Timur tahun 1996 dipimpin oleh Mayor Inf Suprih Widodo dengan jumlah personel 30 orang; dan (17) Operasi Satgaskul NAD tahun 2005 dipimpin oleh Letkol Inf M. Shokir dengan jumlah personel 488 orang.

Baca Juga:  Ketua IPNU Pragaan Mengkaji Fungsi Chat GPT: Jangan Sampai Masyarakat Pecah Karena Informasi Negatif

Tidak hanya menjalankan tugas-tugas operasi tempur di atas, Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad juga dengan segenap jiwa raga setia menjalankan operasi sosial/teritorial seperti Operasi Bhakti TNI di daerah Tasikmalaya Selatan tahun 1962, AMD Manunggal VII di daerah Garut tahun 1981, AMD Manunggal VIII di daerah Karang Nunggal Tasikmalaya tahun 1981, AMD Manunggal XV di daerah Leles Garut tahun 1984, AMD Manunggal XXXX di daerah Limbangan Garut tahun1988, Operasi Bhakti TNI Manunggal Sosial Sejahtera di daerah Pameungpeuk tahun 1989, AMD Manunggal XLIX di daerah Pakenjeng Garut Tahun 1995, Operasi Bhakti Sosial TNI di Aceh tahun 2001 s/d 2002 dipimpin oleh Mayor Inf Stepanus Tri Mulyono dengan jumlah personel 474 orang, TMMD Manunggal ke LXXVI di Malangbong Garut tahun 2005, dan TMMD Manunggal ke LXXX di Kec. Sukawening Kab. Garut tahun 2008, serta masih banyak yang lain termasuk ikut serta dalam Operasi Tinombala. (Sule/dari berbagai sumber)

Related Posts

1 of 2