Mancanegara

Sejarah 10 Juli, Boris Yeltsin Memulai Tugasnya Sebagai Presiden Rusia

boris yeltsin, presiden rusia, pemimpin rusia, boris yeltsin pemimpin rusia, uni soviet pecah, uni soviet bubar, perjuangan yeltsin, konflik yelsin-gorbachev, pemimpin soviet, nusantaranews
Boris Nikolayevich Yeltsin. (Foto: Wyborcza/Ist)

NUSANTARANEWS.CO, JakartaBoris Yeltsin pada 10 Juli 1991 silam memulau tugas pertamanya sebagai Presiden Rusia setelah dirinya terpilih secara langsung. Yeltsin memulai jabatannya sebagai Presiden Rusia terhitung sejak 1991 hingga 1999.

Perseteruan Yeltsin dengan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev termasuk peristiwa politik yang paling mendapat perhatian dunia. Yeltsin dituduh sebagai salah satu sosok pemimpin politik yang turut mendorong runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Gorbachev sendiri mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet pada 25 Desember 1991.

Baca juga: Kepemimpinan Boris Yeltsin dan Bubarnya Uni Soviet

Kepada BBC Gorbachev mengatakan dirinya lebih memilih mengundurkan diri demi menghindari perang saudara menyusul adanya percobaan kudeta dari kelompok garis keras di Moskwa pada Agustus 1991. Percobaan kudeta ini dipicu adanya pertentangan atas rencana perubahan bentuk negara.

Dan bersamaan mundurnya Gorbachev, saat itu juga bendera Soviet di Kremlin diturunkan untuk terakhir kalinya. Gorbachev sendiri dalam literatur lain disebut-sebut sebagai salah satu korban Perang Neocortex yang dilancarkan AS selama Perang Dingin.

Baca Juga:  Artileri Berat Korea Utara Dalam Dinas Rusia Dikonfirmasi

Sementara itu, perjuangan Yeltsin memimpin Rusia pada medio 90-an cukup berat. Pada 1993 tercatat sempat terjadinya gerakan kudeta namun berhasil digagalkan militer yang setia pada pemerintah dan kepemimpinannya.

Sehingga, Yeltsin tercatat sebagai pemimpin yang sangat kuat. Pada pemilihan presiden 1996 bahkan dirinya terpilih kembali tapi usianya yang sudah tidak muda lagi, kesehatan Yeltsin menurun.

Baca juga: Gorbachev Ingin Trump dan Putin Kerjasama Kurangi Nuklir

Hanya saja sebelum mengakhiri kepemimpinannya, Yeltsin sempat menandatangani kesepakatan damai dengan Chechnya ada 1997. Dan pada tahun 1999, Yeltsin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Rusia. Jabatannya kemudian diserahkan kepada Vladimir Putin yang diketahui masih menjadi presiden Rusia hingga kini.

Sekadar tambahan, Perang Neocortex (Neocortical Warfare) adalah cara perang tanpa penggunaan kekerasan, kebalikan dari definisi perang yang diberikan Von Clausewitz yang mengatakan perang merupakan tindakan kekerasan untuk memaksa musuh tunduk kepada kehendak kita. Namun, Neocortex mungkin lebih tepat dengan pernyataan Sun Tzu bahwa panglima perang yang unggul adalah ia yang dapat menundukkan musuhnya tanpa menggunakan pertempuran. (red/nn)

Baca Juga:  Kekuatan dan Potensi BRICS dalam Peta Politik Global Mutakhir

Baca juga: Terpilihnya Putin Sebagai Presiden Rusia Merupakan Kode Keras untuk Negara-negara Barat

Related Posts

1 of 3,050