Mancanegara

Sejak Perang Enam Hari Tahun 1967, Dataran Tinggi Golan Terus Menyulut Konflik Militer Israel-Suriah

dataran tinggi golan, perang enam hari, konflik israel-suriah, aneksasi dataran tinggi golan, pencaplokan dataran tinggi golan, israel caplok suriah, nusantaranews
Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel dari Suriah. (Foto: Irib)

NUSANTARANEWS.CO – Perang Enam Hari (Six Day War) yang meletus pada 5 Juni 1967 menjadi peristiwa yang tak akan pernah dilupakan negara-negara Arab. Perang yang sebetulnya tak seimbang itu justru dimenangkan Israel yang menyebabkan sejumlah wilayah jatuh ke tangan Tel Aviv, termasuk Dataran Tinggi Golan, Suriah.

Perang Enam Hari ini melibatkan antara Israel melawan tiga negara yakni Mesir, Yordania dan Suriah. Perang ini dikenal Perang Enam Hari meskipun sebetulnya hanya berlangsung selama 132 jam 30 menit, kurang dari enam hari. Dimulai tanggal 5 Juni, dan berakhir pada 10 Juni 1967. Hanya di front Suriah saja perang berlangsung selama enam hari penuh.

Pada 11 Juni 1967 gencatan senjata ditandatangani. Mesir, Yordania dan Suriah mengalami kekalahan sangat telak dalam Perang Enam Hari ini. Selain banyaknya tentara ketiga negara tersebut tewas, sejumlah wilayah seperti Yerusalem Timur, Tepi Barat (Yordania) dan Dataran Tinggi Golan (Suriah) jatuh ke tangan Israel.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Sementara di pihak Israel, berbagai sumber menyebut hanya kehilangan kurang dari 1000 pasukan dibandingkan ketiga negara yang secara keseluruhan kehilangan tentaranya hampir mencapai angka 20 ribu.

Suriah sampai hari ini masih belum terima dengan dicaploknya Dataran Tinggi Golan oleh Israel akibat perang 1967 itu.

Wilayah Dataran Tinggi Golan merupakan bagian dari kegubernuran Quneitra, Suriah yang terletak di atas 1.010 meter permukaan laut. Mengutip Wikipedia, Quneitra didirikan oleh Kekaisaran Ottoman sebagai tempat persinggahan kafilah yang menuju ke Damaskus. Setelah itu kota ini menjadi kota garnisun dengan penduduk sebesar 20.000 jiwa yang tempatnya strategis di dekat garis gencatan senjata dengan Israel.

Sejak tahun 1967, Israel telah menduduki Dataran Tinggi Golan. Israel merebut 1.200 kilometer persegi dari Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Tel Aviv kemudian mengumumkan penggabungan wilayahnya di kawasan tersebut pada tahun 1981 silam, di mana keputusan tersebut dikutuk oleh PBB. Padahal, PBB sendiri menempatkan pasukannya untuk menjawa Dataran Tinggi Golan untuk memastikan gencatan senjata Israel-Suriah yang diteken pada 1974 benar-benar terlaksana. Seperti diketahui, Suriah kembali berusaha merebut kembali Dataran Tinggi Golan dari tangan Israel pada 1973 tetapi berujung gencatan senjata. Namun, pada 1981 Israel memperluas pancaplokannya di Dataran Tinggi Golan yang membuat Suriah semakin tidak terima. Bahkan, tindakan Israel itu juga tidak diakui internasional.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Sejak saat itu dan hingga kini Dataran Tinggi Golan terus menyulut ketegangan Israel dengan Suriah. Israel berupaya keras untuk menganeksasi Dataran Tinggi Golan secara penuh selama bertahun-tahun tetapi selalu mendapatkan perlawanan sengit dari pasukan militan. (red/ed/nn)

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 3,050