PolitikResensiRubrika

Sebuah Pengantar Studi Terorisme & Kontra Terorisme

Sebuah Pengantar Studi Terorisme & Kontra Terorisme
Sebuah pengantar studi terorisme & kontra terorisme/Foto: Irish Times.

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah pengantar studi terorisme. Sebelumnya kita telah mencoba membahas mengenai definisi terorisme, sifat dan fenomenanya. Selanjutnya dalam tulisan ini, kita akan mencoba menyoroti terorisme dan kontraterorisme. Seperti telah kita ketahui bahwa dalam beberapa dekade terakhir ini, sudah banyak laporan dan studi yang dipublikasikan oleh para akademisi. Beberapa diantaranya akan kita bahas nanti.

Terorisme bukanlah suatu hal yang baru, demikian pula dengan bidang studi fenomena ini. Tapi kebanyakan studi tentang terorisme yang lebih maju, baru muncul pada akhir 1950-an dan awal 1960-an dengan fokus studinya lebih banyak mengarah kepada teori konflik. Misalnya mengapa orang berkelahi satu sama lain? Mengapa mereka menggunakan kekerasan? Dengan latar belakang ilmu politik mereka juga melihat fenomena konflik tersebut secara lebih luas seperti kerusuhan, kekerasan, dan perlawanan terhadap imperialis.

Di Amerika Utara, kita mengenal sebuah organisasi bernama The Weather Underground yang tumbuh subur di kampus-kampus. Organisasi ini juga memiliki kelompok sayap yang diberi label Marxis, Leninis. Gerakan ekstrim kiri ini, bersama-sama kelompok teroris merah lainnya, berhasil menyita perhatian publik dengan mendominasi berita utama di tahun 1970-an. Betapa tidak heboh bila modus operandi yang mereka jalankan adalah pembajakan dan penyanderaan.

Baca Juga:  PPWI Selenggarakan Hitung Cepat Pilpres 2024, Ini Hasilnya
Melacak Asal Mula Gelombang Terorisme
Terorisme Dalam Lintasan Sejarah Modern
Istilah Terorisme di Waktu yang Berbeda

Pada era 70-an, memang banyak bermunculan kelompok-kelompok teroris dengan latar belakang Marxis, Leninis yang dikenal dengan sebutan ekstrim kiri. Misal Rote Armee fraktion, yang aktif di Jerman. Ada sebuah film bagus yang menggambarkan tentang dimana kelompok itu beroperasi sehari-hari. Juga motivasi dari beberapa individu yang ingin bergabung dalam perjuangan, tapi cerita sesungguhnya sangat kompleks. Judulnya Bottom Line of Complex.

Di Itali ada Brigade Merah (Brigate Rosse), dengan aksi terkenal mereka adalah penculikan dan pembunuhan terhadap mantan perdana menteri lima kali Italia Aldo Moro. Aksi penculikan itu dilakukan oleh sayap militer Brigade Merah pada 16 Maret 1978. Aksi terkenal Brigade Merah, lainnya adalah penculikan Jenderal James Lee Dozier, seorang pejabat NATO di bulan Desember 1981, di kota Verona, Italia utara.

Kemudian Tentara Merah Jepang. Sebuah kelompok yang operasinya lintas batas negara. Aksi mereka yang terkenal adalah ketika menyerbu kedutaan Perancis pada tahun 1974. Mereka mencoba menekan meminta pelepasan salah satu pejuang mereka. Dan mereka sukses, bahkan berhasil lolos dan melarikan diri ke Suriah.

Baca Juga:  Relawan Anak Bangsa Gelar Bazar Tebus Sembako Murah di Kalibawang

Dalam konteks hubungan internasional kombinasi antara Tentara Merah Jepang dan kelompok Palestina menjadi fokus kajian yang menarik. Ya, sangat menarik karena sungguh-sungguh sudah berbeda dimensinya. Serangan di Eropa atau di Singapura, benar-benar memberikan nuansa yang berbeda. Para peneliti mulai melihat bagaimana kelompok ini beroperasi, bagaimana mereka melakukan serangan dan bagaimana reaksi pemerintah menghadapinya.

Kita juga mengenal Grup Separatis Nasionalis yang telah aktif sejak beberapa dekade sebelumnya, IRA, Tentara Republik Irlandia, yang berjuang di Inggris. Lalu ada ETA, kelompok separatis Basque di Spanyol. Juga kelompok di India dan Sri Lanka, misalnya Macan Tamil.

Potret 200 Tahun Fenomena Terorisme
Sebuah Upaya Mendefinisikan Terorisme
Target Utama Teroris Adalah Kau dan Aku

Tipe lain misalnya, Hamas, Hizbullah, dan pemerintah Israel, ditandai dengan munculnya serangan-serangan jenis baru berupa serangan bom bunuh diri. Juga untuk pertama kalinya muncul kelompok baru. Sebuah catatan yang muncul dalam laporan komisi terkait serangan teroris 9/11. CIA melihat laporan tentang bin Laden dan organisasi yang disebut Al-Qaeda pada 1995.

Baca Juga:  Rumah Mbah Tukiyem Sudah Tidak Bocor Lagi

Peningkatan gairah akademisi terhadap terorisme mulai tumbuh pesat setelah pasca 9/11. Misal Pusat studi Terorisme dan Kontra-terorisme di Universitas London, menjadi salah satunya. Studi terorisme dan kontraterorisme sendiri baru di mulai pada awal tahun 1960 dengan melibatkan hanya segelintir akademisi. Kemudian meningkat pada 1970-an dan 1980-an. Dan mengalami penurunan pada 1990-an. Baru setelah serangan 9/11 terjadi peningkatan besar-besaran. (Agus Setiawan/dari bahan kuliah Studi Terorisme).

Related Posts

1 of 3,050