InspirasiPeristiwaTerbaru

Sebuah Catatan Memperingati Hari Ozon Internasional

NUSANTARANEWS.CO – Hari ini, 16 September adalah hari ozon sedunia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sesuai dengan peristiwa penandatanganan Protokol Montreal oleh 188 negara pada 16 September 1987. Dengan Pakta Montreal ini, PBB mengingatkan masyarakat internasional agar serius menjaga lapisan bumi. Pakta Montreal ini merupakan kesinambungan dari “Konvensi Vienna untuk Perlindungan Lapisan Ozon” yang diselenggarakan pada tahun 1985. PBB sendiri menargetkan pemulihan ozon secara menyeluruh pada tahun 2050.

Menurut Protokol Monteral, penggunaan zat berbahaya harus dikurangi karena bisa merusak lapisan ozon. Kerusakan bisa menimpa satwa liar, pertanian, gangguan penglihatan dan kanker kulit pada manusia.

Seperti diketahui, kerusakan lapisan ozon disebabkan polusi udara yang diakibatkan oleh gas freon atau Chlorofluorocarbons (CFCs). Gas ini banyak digunakan dalam sistem pendinginan kulkas dan AC (Air Conditioner). Ketika gas freon berada di udara dan bertemu dengan ozon, maka menyebabkan ozon terkonversi menjadi O2 akibat reaksi berantai. Sehingga mengakibatkan rusaknya lapisan ozon di Antartika dan terus menyebar hingga ke bagian utara.

Baca Juga:  Sampaikan Simpati dan Belasungkawa, PPWI Lakukan Courtesy Call ke Kedubes Rusia

Global warming, demikian bunyi alarm ketika suhu bumi mengalami peningkatan yang mengakibatkan melelehnya es di kutub sehingga menaikan permukaan air laut dan mengacaukan periodisasi musim.

Sejak ilmuwan menemukan lubang di lapisan ozon lebih dari 30 tahun yang lalu, kini mereka menemukan tanda-tanda bahwa lapisan ozon mulai membaik. Seperti dikutip dari laman LiveScience, Massachussetts Institute of Technology (MIT), mengungkapkan bahwa terlihat adanya tanda-tanda pemulihan lapisan ozon. Tidak hanya dari peneliti MIT, NASA juga telah mendeteksi adanya pemulihan lapisan ozon melalui satelitnya. Meski begitu, tetap saja menimbulkan pro kontra. Beberapa peneliti menyanggah adanya pemulihan ozon, mereka berargumen bahwa lapisan ozon bukannya pulih, hanya saja laju kerusakannya berkurang secara signifikan.

Lapisan ozon yang sebelumnya dikhawatirkan terus berlubang besar, ternyata belakangan mulai mengalami perbaikan. Munurut laporan PBB, lubang lapisan ozon di Antartika mulai berhenti membesar tiap tahunnya.

Dengan kemajuan tersebut, membuktikan bahwa aksi internasional untuk memperbaiki lapisan ozon merupakan kisah sukses dibidang lingkungan, kata Michel Jarraud, Sekretaris Jenderal WMO (Organisasi Meteorologi Dunia).

Baca Juga:  Direktur Guetilang Jadi Pembicara Program Sosialisasi BP2MI di Indramayu

Ken Jucks dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menambahkan bahwa umat manusia telah memulai langkah yang benar untuk menyikapi perubahan lapisan atmosfir sejak revolusi industri dimulai.

Meski begitu, para peneliti masih belum bisa memastikan, dan masih bertanya apakah lapisan ozon nantinya dapat memperbaiki dirinya sendiri? Menurut David Vaughan dari Survey Antarctic Inggris (BAS), perlu dilakukan tes mendalam, untuk mendapatkan hasil yang pasti dalam mendukung upaya WMO tersebut.

Sayangnya, keberhasilan pemulihan lapisan ozon tidak dibarengi dengan kondisi gas karbondioksida (CO2)di angkasa. Menurut WMO, emisi gas CO2 diangkasa semakin mengkhawatirkan karena terus meningkat. CO2 dianggap sebagai pemicu utama terjadinya fenomena pemanasan global, yang mengakibatkan perubahan iklim.(Aya)

Related Posts