Budaya / SeniResensi

Sebiru Safir Madagascar: Tentang Gadis Meraih Mimpi

Sebiru Safir Madagascar. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)
Sebiru Safir Madagascar. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

Judul Buku : Sebiru Safir Madagascar

Penulis : Haya Nufus

Penerbit : Indiva Media Kreasi

Cetakan : I, Januari 2016

Tebal : 288 Halaman

ISBN : 978-602-1614-53-2

Peresensi: M Ivan Aulia Rokhman*

 

NUSANTARANEWS.CO – Setiap manusia memiliki tujuan yang berbeda-beda untuk meraih mimpi. Cita-cita juga mempengaruh kesuksesan seorang anak. Jika suatu saat menggantikan kita maka dikerjakan sesuai tuntutan terhadap apa yang telah dinasihati orang tua dalam pencapaian harapan demi peraih mimpi. Seorang gadis yang hendak melangkah kaki untuk memperlihatkan dimensi impian tersebut akan membawakan ke masa depan begitu cerah. Langit begitu bersinar membuat gadis bereksplorasi ke dalam pelangi tujuh warna seperti mendepankan generasi penerus bangsa.

Novel Sebiru Safir Madagascar mengangkat tema perjuangan hidup, impian, kerja keras, dan pantang menyerah, tidak paseah pada nasib. Kisah diawali dengan musim dingin yang menyedihkan. Mirindra, gadis miskin Madagaskar yang ditinggal mati oleh Neny (ibu)-nya saat berusia 7 tahun itu juga harus rela ditinggal Dada-nya berkerja sebagai kuli tambang di daerah pertambangan yang jaraknya ratusan kilometer dari rumahnya. Karena alasan itulah tak ada pilihan lain bagi ayahnya selain menyekolahkannya di Akany Tafita.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Ketika umur Rindra telah cukup untuk sekolah, ayahnya membawanya ke sekolah berasrama di perbukitan Sahasoa yang bernama Akany Tafita (hal 18). Di sana dia senang sekali, dia bisa belajar, tetapi kesedihannya karena akan jarang bertemu ayahnya. Di akany Tafita Rindra berkenalan dengan Lanto, anak yang tidak suka belajar dan senangnya keliaran dan menganggu Thiery. Thiery anak yang tampan, tetapi memiliki tubuh yang kurus karena penyakit asmanya sering kambuh, sudah begitu ditambah tersiksa dia, untunya dia betah di Akany Tafita.

Akany Tafita adalah tanah warisan dari orang tua Tinah. Tinah pun membesarkan Akany Tafita hingga terus eksis dan dipercaya. Untuk tanggung jawab di asrama dia dibantu oleh Irene, yang berusia 40 tahun dan lebih muda dari Tinah. Ditambah untuk urusan kebersihan dan perkebunan dibantu oleh lelaki tua yang bernama Dadabe Hiel (hal 35).

Akany Tafita memiliki banyak kegiatan ekstra, ada menyulam juga menonton tontonan inspiratif. Suatu ketika Tinah memutar tentang kisah inspiratif dari seorang perempuan bernama Maryam. Maryam berasa dari Afganistan. Maryam bercerita tentang kisah peperangan di negaranya yang terjadi antara tahun 1989 sampai tahun 1992.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Maryam tidak boleh sekjolah, karena pada waktu itu sekolah hanya untuk anak laki-laki. Akhirnya, dia belajar dengan mencuri dengar dari balik tembok, terkadang dia diusir, terkadang dia juga dibiarkan. Orang tua tidak punya untuk mendatangkan guru. Begitu juga dia tidak bisa membeli buku. Tetapi dia terus belajar cepat dan semangat. Dia terus meminjam buku dari Barat karena dilarang oleh penguasa. Kelebihan buku ini terutama terletak pada kekuatan setting Madagascar begitu kentara dan nyata. Tidak diragukan lagi karena memang penulisnya tinggal di Madagascar dan pandai mengolah kata menjadi kata-kata. Kemudian tentang alur cerita dituturkan dengan runtut, meskipun demikian jalan cerita tidak mudah ditebak dan membuat pembaca enggan meletakkan novel untuk segera mengetahui cerita selanjutnya.

Bahasa yang digunakan menyentuh, membawa pembaca seolah-olah menjadi tokoh yang mengalaminya. Ketika menggambarkan kasih sayang Dada-nya kepada Mirindra, pembaca tidak akan tahan lagi untuk membendung air mata. Ending cerita ini tidak terduga. Buku ini merupakan novel bergizi serat akan memetik hikmah. Di dalamnya terdapat ilmu : sejarah, geografi, biologi bahasa. Hal tersebut menambah pengetahuan pembacanya. Selain itu, novel ini membahas bahwa penemu Madagaskar adalah orang Indonesia, yaitu suku yang berada di Kalimantan. Karenanya, selain menginspirasi, novel ini penuh wawasan dan bermanfaat.ditegaskan dalam novel ini bahwa perlu kegigihan dalam meraih mimpi, lalu mengenggam erat mimpi-mimpi dengan geraham dan dapat menginspirasi.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

 

*M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,142