Sebelum Menjenguk Hutan, Puisi Ivan Aulia
Sebelum Menjenguk Hutan
Sejak kecil menonton film horor
Melihat ketika di hutan ada anak mengikuti perempuan berkain putih
Seorang penjejak mengikuti
Tetapi dengan tatapan biasa
Sampai di tempat ia mengutuk roh kepada perempuan itu
Hampir ketahuan
ia mematikan melalui sebuah mantra
Penjejak lantas tidak sadar
Mungkin akan mati di tengah hari
Apa jadinya menjenguk hutan
Sebagai kutukan para makhluk halus
Namun tidak disangka ada rintangan misteri
Yang membawa maut
Misteri tiada terekam oleh televisi
Hanya menunjukkan latar belakang
Berderai mistis
Surabaya, 2017
Baca juga: Bersama Kenangan Aku Masuk ke Hutan
Melihat Pulau Hantu
Kuburan sebagai tempat menampung jasad
Konon mayat itu tidak tahu
Bahwa mengeluarkan mantra dibalik kejadian di Pulau Hantu
Seakan-akan akan menakuti pengunjung
Sebenarnya bukan menjadi tempat rekreasi
Jika melihat pulau hantu yang ingin melangkah
Sewaktu-waktu akan mengutuk dirimu
Dan tak bisa keluar dari pulau hantu tersebut
Lingkaran maut membentang darah
Kematian merujuk di kuburanmu
Boneka mengelitik darah
Menjemput pada kiamatmu
Surabaya, 2017
Rumah Tua Berhantu
Apakah tahu menempati rumah tua berhantu?
Inilah yang dimaksud cerita penuh mistis?
Konon di tempat ini tua tak berhuni
Mendengarkan suara penampakan
Suara tangisan di tengah kamar
Jeritan saat membunuh anaknya
Kekerasan dalam rumah
Inilah tragedi di balik rumah tua
Apabila mengunjungi tempat tersebut
Sewaktu-waktu mendatangkan malapetaka
Surabaya, 2017
Sajak Mistik
Mantra mengeluarkan sebuah kalimat
Memanggil roh untuk menakuti orang
Di saat rumah begitu hening
Saat malam tiba
Mungkin di antara kehidupan
Dengan menjemput kiamat
Dalam khayalan kematian
Mistis membawa sajak-sajak misteri
Tidak tahu kapan masa depan merenggut dirimu
Sekarang kaulah pembawa keberkahan
Yang berujung kesialan
Misteri membawa malapetaka
Surabaya, 2017
Menjemput Qadha dan Qadar
Peristiwa tak bisa diprediksi
Ketika mengenai hari mati ia tak tahu
Entah kapan terakhir kehidupan di sini
Apakah usia itu menentukan takdir terakhir?
Mungkin para pakar sulit menjawab
Hanya menemukan peristiwa mengerikan
Pada saat mencabut nyawa
Dari segala arah
Bila merasa dosa begitu besar
Tidak akan melangkah dulu
Tetapi jika tidak bisa beruntung di Surga
Seakan-akan akan mencambuk pada sakaratul maut
Selamanya
Surabaya, 2017
M Ivan Aulia Rokhman, Lahir di Jember, 21 April 1996. Mahasiswa Universitas Dr Soetomo. Karyanya dimuat di koran lokal dan Nasional. Beberapa puisinya juga dimuat dalam antologi Bukan Kita (2017), My Teacher (2017), Syair dalam Nada (2017). Bergiat di FLP Surabaya, dan Komunitas Serat Panika. Seorang Penulis ditengah Berkebutuhan Khusus.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].