PERTEMUAN YANG TAK DISENGAJA
Kita bertemu di waktu lain yang tak ditentukan
kita bersua tiap malam di kedai hingga alun-alun kesederhanaan
bertamu cerita masa lalu hingga ujung mulutmu mancung beradu
sebab pertemuan ini masih belum tentu berwujud pertemuan rindu
Kau membungkus kenangan dalam lautan cinta
ku menulis kenangan dalam putih mutiara
Kita hanya sebatas mengadukan nasib sebagai manusia
menimbang pahala dan dosa
mencari kebenaran yang tak ada ujungnya
hingga aroma nektar mendekap
kita saling merapat erat
Apakah pertemuan kita adalah pertemuan yang tak disengaja?
Tuban, April 2017
WANITA YANG SEDERHANA
Belum cukup cecar tanya kulontarkan padamu
di tiap detak napas saat kita beradu
di malam membungkus lagu-lagu kisah picisan yang sering bertamu
Aku ingin tahu seberapa panjang usia rambutmu yang ikal
sebab di sana kehidupan bermula saat kau sedang berduka
dan aku menemukan dirimu yang paling sederhana
Belum cukup bagiku menulis deretan abjad untuk semua kisah yang kau adukan padaku
tiap detik waktu
sebab kisahmu seperti kisahku yang menemukan waktu lain dalam dirimu
mungkin setumpuk buku di lemariku cukup menulis kisahmu menjadi kehidupanku
Sebagai adam aku dilahirkan
sebagai hawa kau dibesarkan
selama masa masih menyulam pertemuan
semoga kita dituliskan bersemayam
menuntaskan kisah masing-masing di taman keabadian
Tuban, April 2017
SEBAB TUHAN LEBIH MENGERTI
Jangan kau lipat jarak pada jengkal langkah yang kau ukur sendiri
antara benar, salah atau keduanya
lipat saja waktumu pada tiap jarak yang kau tempuh
di jalan yang ditentukan
bumbui rasa duka, lara, bahagia
biar kau tahu jarak manakah yang harus kau tuju
sebab inilah takdir yang menjadi hidupmu
Jangan ingkari apa yang sedang kau tulis saat ini
sebab dia adalah mutiara bercahaya yang datang pada waktunya
tulis saja lalu simpan
pasti kau tahu jawaban yang sesungguhnya
Jangan berharap apa yang kau ucap dalam dada
sebagai cita atau impian
sebab Tuhan lebih mengerti
dimana kau akan singgah nanti
Tuban, April 2017
Nastain Achmad, lahir di Tuban menjadi salah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro. Aktif dalam dunia artikel dan media. Karya-karyanya tidak sengaja dimuat di beberapa media baik offline maupun online. Salah satunya, Pikiran Rakyat, Radar Surabaya, Radar Bojonegoro dan Buletin Jejak. Memiliki puluhan antologi bersama. Salah satunya adalah Tifa Nusantara 3, Antologi Puisi Qurani Parmusi dan Antologi Ta’aruf Penyair Muda Indonesia 2017 serta Antologi Penyair Asean 2017 “Requiem Tiada Henti”. Saat ini sedang mempersiapkan antologi puisi pertamanya yang insyallah berjudul Namaku Bayang Atas Bayang-Bayang Nama-Mu. Facebook: Nasta’in Achmad.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].