Politik

SBY: Politik Ini Kasar, Kurang Berkeadaban

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta –Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku perlakuan dan tuduhan yang disarangkan kepadanya belakangan ini dinilai sebagai bentuk politik kasar dan tidak berkeadaban. Dirinya merasa penguasa hari ini telah dengan sengaja menyudutkannya.

“Politik ini kasar, kurang berkeadaban. Tak masuk di akal saya, naudzubillah. Sepertinya kekuasaan bisa berbuat apa saja. Menindas yang lemah dan tidak berdaya. Malam ini saya jawab dan saya klarifikasi tuduhan sadis Antasari bersamaan jalan hukum yang sudah saya tempuh hari ini juga,” kata SBY, Selasa (14/2/2017) malam dikediamannya di Kuningan.

Namun, mantan presiden RI ini mengaku pesimis dengan penegakan hukum untuk dirinya. Sekalipun demikian ia percaya bahwa keadialan Tuhan akan membuktikannya.

“Meskipun saya pesimis dan bisa-bisa keadilan tidak saya dapatkan. Tapi saya tetap percaya atas keadilan yang akan diberikan oleh Allah SWT. Saya tidak tahu cara dan bagaimana keadilan Allah, keadilan Tuhan itu datang,” terangnya.

Lebih lanjut, menurut SBY, situasi sekarang ini sepertinya selalu membenarkan yang kuat dan bukan memperkuat kebenaran. “Saya tidak tahu apakah saudara-saudara pers dan media juga berani memperkuat kebenaran atau juga selalu membenarkan yang kuat. Antasari menuduh saya sebagai inisiator dari kasus hukumnya, seoalah-olah dia tidak bersalah dan hanya menjadi korban,” sambung dia.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

Dengan tegas SBY mengatakan bahwa tuduhan itu sangat tidak benar. Tuduhan itu tanpa dasar. Tuduhan itu liar. “Tidak ada niat, tidak ada pikiran dan tidak ada pula tindakan saya, untuk melakukan tindakan yang seolah-olah mengorbankan Antasari. Kejahatan yang melibatkan Antasari tersebut tak ada hubungannya dengan posisi dan jabatan saya. Dan juga dengan posisi dan jabatan Antasari waktu itu,” beber SBY.

“Saya tidak pernah menggunakan kekuasaan saya sebagai presiden dulu untuk mencampuri penegak hukum. Untuk kepentingan politik saya. Saya tidak pernah mengintervensi keputusan kepolisian, kejaksaan dan majelis hakim. Sama sekali tidak, dalam urusan dan kasus hukum Antasari ini. Karenanya, saya berharap para penegak hukum bisa menggelar dan membuka kembali kasus Antasari,” tegasnya.

Penulis: Romandhon

Related Posts

1 of 432