Gaya HidupKesehatan

Sayangi Paru-parumu Demi Hari Esok yang Lebih Baik

Nasabah Sequis sedang mendapatkan penjelasan mengenai produk dan layanan Sequis, Jakarta, 30 Mei 2018. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Sequis)
Nasabah Sequis sedang mendapatkan penjelasan mengenai produk dan layanan Sequis, Jakarta, 30 Mei 2018. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Sequis)

NUSANTARANEWS.CO – Apakah Anda seorang perokok? Jika ya mungkin beberapa pertanyaan ini bisa Anda coba tanyakan pada diri Anda. Seperti, sejak kapan saya merokok? Berapa batang rokok yang saya konsumsi? Berapa besar uang yang saya keluarkan untuk membeli rokok? Apakah berhenti merokok menguntungkan bagi saya?

Sebagai salah satu negara penghasil tembakau terbesar di dunia memang menjadikan harga rokok lebih terjangkau di pasar domestik baik bagi pemula maupun yang sudah lama merokok. Konsumen rokok pun saat ini sudah sangat beragam mulai dari anak-anak, orang dewasa bahkan sampai ibu hamil. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan karena akan menimbulkan masalah di tengah masyarakat karena zat yang dikandung rokok selalu diisap setiap setiap hari,dapat menimbulkan ketagihan dan menjadi efek candu/adiktif yang sangat sulit dihentikan.

Baca Juga:

Biasanya masyarakat mengenal kecanduan pada kasus narkoba. Namun, rokok pun dapat menimbulkan rasa gelisah dan efek candu bagi pemakainya. Hal ini karena rokok mengandung zat nikotin yang dapat membuat gejala putus obat yaitu tubuh menjadi sangat gelisah bila tidak menemukan nikotin (misalnya dalam sejam). Kegelisahan yang diakibatkan putus rokok dapat diatasi setelah yang bersangkutan merokok. Perasaan tenang, nyaman, merasa lebih ringan untuk berpikir dan beraktivitas sebenarnya bukanlah hal nyata bagi pecandu rokok, karena hanya bersifat psikis namun akibatnya aspek psikologis si perokok akan terus merasa membutuhkan bantuan rokok untuk berpikir.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Menurut Health Claim Senior Manager Sequis dr. Yosef Fransiscus, karena rokok bersifat candu maka seseorang yang mencoba merokok bisa merasa ketagihan dan sulit melepaskan dalam kondisi apapun. Kebiasaan lain dari perokok adalah mengajak orang lain mencoba merokok. Bahkan dengan keuangan terbatas, seorang perokok berat akan memilih menggunakan uangnya untuk mengonsumsi rokok.

Racun yang Berbahaya Pada Rokok

Adapun dalam sebatang rokok terkandung sekitar 4,000 macam zat kimia. Dari sekitar 4,000 macam zat kimia yang ada dalam rokok. Setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan manusia. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, karbon monoksida dan radikal bebas.

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Hal ini menyebabkan paru-paru sulit bekerja saat menarik oksigen. Jika Anda merokok selama 6 bulan saja sudah mampu mengurangi kemampuan kerja paru-paru sebanyak 10%. Nikotin, zat adiktif ini mempengaruhi saraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, yang dapat menyebabkan kanker. Ada juga Karbon monoksida, merupakan zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Dengan merokok akan mengurangi 60% efektifitas Hb dalam mengikat oksigen. Radikal bebas, jika masuk ke dalam tubuh akan ditangkap lemak atau darah putih agar tidak merusak sel. Biasanya diikat juga ke dinding pembuluh darah dan membuat dinding pembuluh darah getas dan mudah pecah.

Penyakit Akibat Rokok

Efek racun yang terkandung pada rokok dapat membuat si perokok memiliki risiko mengalami berbagai penyakit dibanding yang tidak merokok. Seperti 14x lipat berisiko menderita kanker paru, mulut, dan tenggorokan, 8x lipat berisiko menderita kanker esophagus, 2x lipat berisiko kanker kandung kemih, 6x lipat berisiko terkena serangan jantung, 125X lipat berisiko terserang stroke dan 18X lipat berisiko mengalami impotensi.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Menurut dr.Yosef, merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Rokok juga meningkatkan risiko bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.

“Perokok pasif menjadi pihak yang dirugikan karena tidak secara langsung menikmati rokok namun semua resiko yang muncul pada perokok aktif juga muncul pada dirinya,” ujar Yosef. Bahaya asap rokok bagi perokok pasif seperti sakit kepala, masalah pernafasan termasuk radang paru-paru dan bronchitis, sakit atau pedih mata, bersin, batuk, sakit kerongkongan, dan meningkatnya risiko kanker paru dan penyakit jantung.

Jika bayi berada pada lingkungan perokok maka bayi tersebut rentan terserang penyakit pernafasan. Selain itu, perkembangan kecerdasannya juga akan terganggu. Kemungkinan terjangkit infeksi telinga, leukemia, kanker otak dan sindrom kematian secara mendadak (Sudden death).

Abu dan asap rokok yang baru dimatikan di asbak pun mengandung 3x bahan pemicu kanker di udara. Jika tertiup angin akan mudah terisap orang lain dan mengiritasi mata dan mengganggu pernafasan.

Asuransi untuk Mengantisipasi Hal Tak Terduga

Vice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat mengatakan, bahaya rokok bukan hanya pada kesehatan namun juga menjadi faktor penyebab berkurangnya kesejahteraan dan meningkatnya kemiskinan. Apalagi jika perokok adalah pencari nafkah akan sangat berisiko terserang berbagai penyakit tersebut di atas dan akan menggerus finansial keluarga. Perokok dan mereka yang sudah berhenti merokok sebaiknya memikirkan akan adanya kemungkinan terganggunya kesehatan dan segera memberikan perlindungan pada finansial keluarga.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Eko menyarankan agar generasi muda dan mereka yang masih berusia produktif berpikir dua kali jika ingin mencoba merokok karena kecanduan rokok dapat menyebabkan banyak kerugian seperti hilangnya kemampuan konsentrasi dan fokus pada jangka panjang, menurunnya produktivitas dan prestasi kerja serta memicu lemahnya standar kualitas tenaga kerja dan pada akhirnya berpengaruh pada perekonomian negara.

Menyadari risiko sakit dan kebutuhan akan perawatan medis yang berkualitas, Sequis hadir melalui beragam produk asuransi jiwa dan kesehatan melindungi masa depan Anda dari risiko finansial dan risiko kehidupan.

“Sequis menyediakan Sequis Q Early Payout Critical Illness Plus Rider yang memberikan perlindungan penyakit kritis dari tahap awal hingga lanjutan yang meliputi 120 kondisi penyakit kritis. Dengan memiliki asuransi penyakit kritis, Uang Pertanggungan dapat digunakan untuk melakukan perawatan sehingga finansial keluarga tetap terjaga. Selain itu, Sequis juga memiliki produk asuransi penyakit kritis dengan premi murah yaitu My Critical Protection, mulai dari Rp28.500,00/bulan. Produk ini memberikan manfaat meninggal dunia dan penyakit kritis untuk usia 17-55 tahun dengan masa pertanggungan hingga ulang tahun tertanggung ke-59,” tutur Eko.

Tingginya biaya untuk mengobati penyakit kritis seharusnya semakin menyadarkan kita bahwa asuransi sangat penting peranannya untuk membantu mengantisipasi kerugian finansial di masa depan jika harus menghadapi penyakit tersebut di atas,” tutup Eko.

Pewarta: Inneke N.S./Roby N.
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,140