Ekonomi

Sayang, Pihak Telkom Masih Menutup-nutupi Inti Persoalan

NusantaraNews.co, Jakarta – Direktur Eksekutif Indonesia Club, Gigih Guntoro mengungkapkan, dugaan macetnya pembayaran billing system yang sudah out of date tentu tak lepas dari sepengetahuan dirut Telkom Alex J Sinaga.

“Tindakan migrasi data yang dilakukan diduga menjadi modus untuk menghindari tanggung jawab dan royalty terhadap Lockheed Martin dan Orange & Sofrecom yang menjadi beban bagi Telkom,” kata Gigih belum lama ini.

Disamping itu, lanjutnya, Indonesian Club mencatat, tanggung jawab royalty atas software yang digunakan akan mendapatkan sertifikat (Sertificate Lincense), disinyalir belum didapatkan oleh PT. Telkom. Hal ini dapat mengakibatkan dianggapnya penggunaan software Telkom adalah merupakan tindakan ilegal yang telah berlangsung beberapa tahun belakangan ini.

“Informasi yang Indonesian Club himpun didapatkan pihak pemerintah Perancis telah mengetahui hal ini. Berbeda dengan perusahaan raksasa Amerika Lockheed Martin yang sangat tertutup. Lockheed Martin nampaknya masih diam dan melihat situasi tertentu. Perancis nampaknya selangkah lebih maju,” terang Gigih.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Akan Perjuangkan 334 Pokir Dalam SIPD 2025

“Informasi yang berhasil kami himpun, mereka telah mempersiapkan segala hal tindakan yang dapat dilakukan untuk melindungi hak dan kewajibannya sebagai mitra puluhan tahun. Alhasil, tak menutup kemungkinan akan terjadinya proses hukum di Arbitrase Internasional bila hal ini terus dibiarkan,” imbuhnya.

Menurut Gigih, tindakan hukum Perancis tersbeut akan menjadi titik awal kerobohan saham Telkom. Selanjutnya antisipasi dari pihak Lockheed Martin menjadi pekerjaan rumah Telkom selanjutnya.

“Hal ini akan sangat disayangkan bila Telkom masih terus menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi di BUMN raksasa yang kita sayangi ini. Orange, perusahaan BUMN IT raksasa eropa milik Perancis telah bekerjasama dengan PT. Telkom lebih dari 42 tahun lamanya,” tukasnya.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 35