Politik

Satu Tahun Berdiri, BPIP Telah Gunakan Anggaran Negara Sekitar RP 7 Miliar

pejabat bpip, gaji bpip, gaji megawati, gaji dewan pengarah bpip, komunitas madani, gaji pejabat, gaji pimpinan, badan pembina pancasila, pembina pancasila, nusantaranews, bpip
Dewan Pengarah dan Kepala UKP PIP saat dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Juni 2017 lalu. (Foto: Pusdatin Setkab)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Yudi Latif mendadak ambil keputusan mundur dari jabatan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pada Kamis (7/6/2018).

Yudi mengatakan tanggal 7 Juni merupakan tepat satu tahun dirinya memangku jabatan sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) yang sejak Februari 2018 bertransformasi menjadi BPIP.

“Selama setahun itu, terlalu sedikit yang telah kami kerjakan untuk persoalan yang teramat besar,” kata Yudi melalui surat pengunduran dirinya.

Menurut Yudi, BPIP baru menggunakan anggaran negara untuk program sekitar Rp 7 miliar. “Kami (Pengarah dan Kepala Pelaksana) dilantik pada 7 Juni 2017. Tak lama kemudian memasuki masa libur lebaran, dan baru memiliki 3 orang Deputi pada bulan Juli. Tahun anggaran telah berjalan, dan sumber pembiayaan harus diajukan lewat APBNP, dengan menginduk pada Sekretaris Kabinet. Anggaran baru turun pada awal November, dan pada 15 Desember penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga harus berakhir. Praktis, kami hanya punya waktu satu bulan untuk menggunakan anggaran negara. Adapun anggaran untuk tahun 2018, sampai saat ini belum turun,” paparnya.

Baca Juga:  Marthin Billa Kembali Lolos Sebagai Anggota DPD RI di Pemilu 2024

Selain itu, kewenangan UKP-PIP berdasarkan Perpres juga hampir tidak memiliki kewenangan eksekusi secara langsung. Apalagi dengan anggaran yang menginduk pada salah satu kedeputian di Seskab, kinerja UKP-PIP dinilai dari rekomendasi yang diberikan kepada Presiden.

“Kemampuan mengoptimalkan kreasi tenaga pun terbatas,” katanya.

Setelah setahun bekerja, seluruh personil di jajaran Dewan Pengarah dan Pelaksana belum mendapatkan hak keuangan. Karena menunggu Perpres tentang hak keuangan ditandatangani Presiden.

“Perpres tentang hal ini tak kunjung keluar, barangkali karena adanya pikiran yang berkembang di rapat-rapat Dewan Pengarah, untuk mengubah bentuk kelembagaan dari Unit Kerja Presiden menjadi Badan tersendiri. Mengingat keterbatasan kewenangan lembaga yang telah disebutkan. Dan ternyata, perubahan dari UKP-PIP menjadi BPIP memakan waktu yang lama, karena berbagai prosedur yang harus dilalui,” ungkapnya.

Menurutnya, eksistensi UKP-PIP/BPIP berhasil bukan karena banyaknya klaim kegiatan yang dilakukan dengan bendera UKP-PIP/BPIP. Melainkan, ketika inisiatif program pembudayaan Pancasila oleh lembaga kenegaraan dan masyarakat bermekaran, meski tanpa keterlibatan dan bantuan UKP-PIP/BPIP.

Baca Juga:  JKSN Jatim Deklarasikan Dukungan Khofifah-Emil Dua Periode

“Untuk itu, dari lubuk hati yang terdalam, kami ingin mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya atas partisipasi semua pihak dalam mengarusutamakan kembali Pancasila dalam kehidupan publik,” papar Yudi.

“Saya merasa, perlu ada pemimpin-pemimpin baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Harus ada daun-daun yang gugur demi memberi kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk bangkit. Sekarang, manakala proses transisi kelembagaan menuju BPIP hampir tuntas, adalah momen yang tepat untuk penyegaran kepemimpinan,” katanya.

“Pada titik ini, dari kesadaran penuh harus saya akui bahwa segala kekurangan dan kesalahan lembaga ini selama setahun lamanya merupakan tanggung jawab saya selaku Kepala Pelaksana. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati saya ingin menghaturkan permohonan maaf pada seluruh rakyat Indonesia,” tambahnya.

Lebih lanjut Yudi menghaturkan terima kasih kepada segenap tim BPIP yang dinilainya telah gigih dan bahu-membahu mengibarkan panji Pancasila.

“Saya mohon pamit. Segala yang lenyap adalah kebutuhan bagi yang lain, (itu sebabnya kita bergiliran lahir dan mati). Seperti gelembung-gelembung di laut berasal, mereka muncul, kemudian pecah, dan kepada laut mereka kembali (Alexander Pope, An Essay on Man),” pungkasnya. (red/nn)

Baca Juga:  Prabowo Temui Surya Paloh, Rohani: Contoh Teladan Pemimpin Pilihan Rakyat

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 3,050