Politik

Satelit Militer Indonesia Kembali Digalakkan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Militer Indonesia memiliki kekuatan terbesar di wilayah Asia Tenggara. Bahkan dalam hal tertentu, militer Indonesia cukup disegani oleh dunia. Namun demikian, dalam proses melakukan modernisasi alutsista, ada satu kekurangan yang bisa menjadi titik lemah militer Indonesia, ialah belum adanya satelit yang khusus dioperasikan untuk militer.

Sebelumnya, TNI pernah mengoperasikan satu transponder pada Satelit Palapa B4 milik PT Telkom. Satelit Palapa B4 beroperasi pada tahun 1992 sampai 2005. Kemudian, TNI AL mengoperasikan Siskomsat (Sistem Komunikasi Satelit) menggunakan BRIsat yang baru diluncurkan.

Wajah dan arah dunia yang dipenuhi dengan produk kecanggihan teknologi, menjadi tantangan tersendiri bagi militer Indonesia untuk memiliki satelit sendiri. Sebab, struktur geografis dan untuk mempermudah mobilitas antar satuan, keberadaan satelit smenjadi angat penting untuk jaringan komunikasi.

Misalnya, saat TNI AD, AL dan AU ingin membahas implementasi data link dan interoperability di seputar Kodal (Komando dan Pengendalian), maka pastinya satelit menjadi opsi paling dipilih untuk hub di tingkat macro.

Baca Juga:  Menang Pilgub Jatim, LuMan Siapkan Dokter Keliling Untuk Rakyat

Satelit juga dibutuhkan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). Dimana, teknologi C-MOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) yang mampu memantau secara visual radar militer dan sipil yang saling terhubung.

Satelit pun dibutuhkan di laut, agar Panglima armada mampu mengawasi posisi tiap kapal perangnya pun juga membutuhkan teknologi satelit, selain komunikasi radio. Sebab, meski dilindungi dengan enkripsi dan protokol data, jalur komunikasi dianggap masih memiliki kelemahan dari sisi pencurian data hingga gangguan jamming. Dan bahayanya apabila menggunakan satelit sewaan adanya intervensi asing. Sehingga data keamanan nasional menjadi taruhannya.

Hal tersebut, nampaknya menjadi perhatian seriuas di Kementerian Perhatanan RI. Yang mana beberapa waktu lalu, Kemhan RI resmi memberikan tanggung jawab kepada Airbus Defence and Space (ADS) untuk mengerjakan proyek satelit militer untuk Indonesia. Tender sebelumnya diikuti oleh Orbital Sciences Corp dari Amerika Serikat, lalu Loral Space Systems, dan juga produsen satelit dari Rusia.

Baca Juga:  Terus Mengalir Dukungan Jelang Coblosan, Khofifah Peluang Besar Menang Tebal di Pilgub Jawa Timur

Jurnalis kontan (13/4/2016) menginformasikan bahwa, anggaran dana untuk proyek satelit ini kurang lebih US$500 juta, itu belum termasuk harga peluncuran dan asuransi yang bila dijumlahkan bisa mencapai kurang lebih US$300 juta. Harga total dari proyek ini bahkan bisa mendekati US$1 miliar atau kurang lebih Rp1,3 triliun. (rsk)

Editor: Sulaiman

Related Posts

1 of 8