Puisi Sugik Muhammad Sahar
SAPI-SAPI PENDOSA
Untuk Sahabat: Mahwi Air Tawar
Mulanya adalah kerapan
Lalu jelma perjudian
Langit berlobang dibuatnya
Semoga itu cuma mimpi
Ada anak kecil, tak jelas asal sekolahnya
Menari-nari di atas kaleles
Sementara kemarau dan hujan bersekutu di punggung-punggung kota
Bung, barangkali di pelupuk mata sapi-sapi itu
Kau tak temukan lagi perkawinan angin 4 penjuru
Lantaran, di balik pangonong yang mengalungkan kesetiaan musim
Perayaan gubeng dan pasar malam melautkan segala
Tanah basah, rupiah melimpah
Dan di gerbang-gerbang kota, pamflet-pamflet dengan bahasa bercangkang
Lebih sakti dari celurit moyang
Bung, kemana sahabat-sahabat kita yang lain?
Para pendekar, yang katanya mewakili suara Tuhan
Atau kita bersepakat saja
Membiarkan sapi-sapi itu mengurai nasib sendiri
Dengan harga setara darah perawan
Lalu berakhir di meja makan
Pamekasan 2017
Sugik Muhammad Sahar lahir di Pamekasan, 30 Mei 1985 Desa Polagan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan 69382. Alumnus Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Madura. menulis puisi menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa madura beberapa cerpen, artikel kebudayaan madura. Karya-karyanya dipublikasikan di: Radar Madura, Jawa Post, Sastra Sumbar, Mimbar Pendidikan Agama Islam dan lainnya. Antologi bersama penyair lain: Kumpulan Puisi Penyair Empat Negara “Pasie Karam” Meulaboh Aceh Barat 2016, Kumpulan Puisi “Kopi Penyair Dunia” Tekangon Aceh Tengah 2016, Anugerah Penerbit Mayor “Lusi Keluar Kota” 2010 dan Pada tahun 2009 memenangkan Lomba Cipta Puisi Spontan Tingkat Mahasiswa se Madura yang diadakan oleh Teater Akura (Universitas Madura).