NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Penyair yang poluper dengan salah satu kumpulan puisinya “Hujan Bulan Juni” Sapardi Djoko Damono rayakan ulang tahun yang ke-77. Namanya penyair, perayaan ulang tahun Sapardi ditandai dengan peluncuran tujuh buah buku sekaligus.
Sebagaimana tokoh sastrawan tanah air yang familiar, hari kelahiran Sapardi juga dimeriahkan pula dengan pembacaan puisinya oleh Goenawan Muhamad (GM), Joko Pinorbo (Jokpin), Tina Talisa, Iwan Setyawan, No Made Purnama Sari dan Cynthia Hariadi.
Sapardi, yang membuat para pembaca dan penggemar sastra nyaris babak belur perasaannya oleh salah satu puisinya berjudul “Aku Ingin” memberikan pantulan terhadap diri dan puisi lirisnya. Seperti yang dinyatakan oleh GM dalam peryaan ultah Sapardi di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (22/3) malam.
“Antara Sapardi dan Puisi ada asosiasi, Sapardi adalah penyair paling dikenal dan dicintai,” kata GM saat membuka acara peluncuran buku yang di diluncurkan pensiunan Guru Besar UI tersebut.
Ide peluncuran 7 buku ini diinisiasi oleh tim kreatif acara. Namun dalam acara tersebut, baru 6 buku yang diluncurkan. Ketujuh buku ialah “Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro?”, “Ayat-ayat Api”, “Duka-Mu Abadi”, “Kolam”, “Namaku Sita”, “Sutradara itu Menghapus Dialog Kita”, dan novel “Pingkan Melipat Jarak”, yang merupakan novel kedua dari trilogi Hujan Bulan Juni.
Bagi Sapardi, peluncuran buku yang ditandai dengan angka 7 hanyalah takhayul belaka. Dimana dirinya sendiri mengaku tidak tidak percaya takhayul mengenai angka 7 yang dianggap angka keberuntungan itu.
Namun, Sapardi berseloroh orang-orang di sekitarnya justru mempercayai hal tersebut hingga akhirnya ia diminta meluncurkan tujuh buku baru bertepatan dengan ulang tahun yang ke-77. “Saya enggak percaya, tapi anak-anak muda percaya angka 7 bagus, makanya mau bikin tujuh buku. Takhayul banget,” canda Sapardi semalam.
Pria kelahiran 20 Maret 1940 ini telah menerbitkan sejumlah buku puisi, esai, fiksi, dan drama asli dan terjemahan, sejak 1969. Penghargaan atas pencapaian selama ini telah diterimanya dari Freedom Institute (2003), Akademi Jakarta (2012), dan Habibie Award (2016). Sapardi juga pernah menerima Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putera (Malaysia, 1984), dan SEA-WRITE Award (Thailand, 1988).
Penulis: Cyndi Cemeng
Editor: Achmad Sulaiman