NUSANTARANEWS.CO, Kremlin – MiG-41 sang penjaga langit Rusia masa depan. MiG-31BM Rusia versi upgrade memiliki kemampuan melacak target sampai jarak 320 kilometer dan menembak target dengan rudal pada jarak 280 kilometer. Dengan formasi tempur, empat pesawat Mig-31BM mampu mengontrol batas langit hingga 1.200 kilometer di sepanjang garis ufuk. Pesawat juga bisa menembak jatuh rudal balistik dan jelajah, serta satelit dengan orbit rendah.
Rusia saat ini memiliki lebih dari 250 Mig-31 dengan modifikasi yang berbeda-beda. Kelebihan Mig-31 adalah kecepatan jelajah yang mencapai Mach 3 dengan ketinggian terbang di atas 20 kilometer. Pesawat yang dijuluki ‘Foxhound‘ oleh Barat ini, memiliki banyak kelebihan dan tidak banyak pesaing di kelasnya. Saat ini, Foxhound tetap menjadi andalan guna menjaga langit Rusia hingga satu dekade mendatang. Nah, sntuk generasi berikutnya, Rusia saat ini sedang menyiapkan Mig-41 sebagai interceptor utama pengganti Mig-31.
Dalam dekade ini jet tempur MiG-41 yang lebih maju, direncanakan akan memiliki kemampuan menembak target di luar angkasa. Memang tidak banyak yang diketahui tentang proyek MiG-41, karena segala hal tentang pesawat ini tergolong sangat rahasia. Namun, sedikit bocoran bahwa MiG-41 memiliki kecepatan hipersonik Mach 4,5 dan dilengkapi pula dengan rudal hipersonik. Pesawat ini juga dirancang untuk medan kutub utara, bahkan bisa ditransformasi menjadi drone.
Dalam saluran TV Zvezda Rusia, Direktur Jenderal MiG mengatakan bahwa MiG-41 memiliki kemampuan tempur yang unik, di samping tidak terdeteksi oleh radar musuh, juga bisa beroperasi di luar angkasa. Menurut pilot penguji, Hero of Russia, Anatoly Kvochur, dengan fitur utama pencegat ketinggian tinggi, pesawat juga bisa digunakan untuk tujuan damai, misalnya membersihkan puing-puing satelit yang berserakan di orbit rendah.
Perlu juga di catat bahwa, selain menghancurkan pesawat pengintai dan pembom musuh, tujuan interseptor di batas ketinggian adalah mencegat dan menembak jatuh rudal balistik dan jelajah sebagai bagian dari sistem pertahanan udara terpadu.
Dalam sebuah simulasi tempur, MiG-31 telah menunjukkan efektifitasnya dalam menembak jatuh sebuah rudal yang terbang di ketinggian 12 kilometer dengan kecepatan Mach 3. Seperti dilansir sputnik, Komandan Angkatan Udara Rusia, Viktor Bondarev, menolak gagasan untuk melanjutkan produksi pencegat (MiG-31), dengan mengatakan bahwa lebih baik berinvestasi dalam proyek baru. Akhirnya, diputuskan untuk meng-upgrade pesawat yang ada ke versi MiG-31BM. Dan sebagai solusi akan dibuat MiG-41 sebagai “pesawat yang sama sekali baru” sebagai jet tempur generasi keenam.(Agus Setiawan)