Sajakku
Lihatlah laut yang penuh gelombang
Aku ingin berenang bersama sajakku yang tenang
Berimaji kata hati hidup yang berarti
Melerai do’a pada yang maha kuasa
Maka aku merasa kata adalah do’a
Sehinggah aku ingin sajakku basah
Pada kertas yang lusuh
Hingga ditelan arus gelombang waktu
Lubsel, 2019
Sadarlah
Dengar ada orang yang menyapa dengan air mata
Mengumpat di balik tong sampah
Meratap dengan ketakutan
Memeluk dipojok penghianatan
Lalu kau terpisah oleh keadaan
Sementara kau masih punya impian
Membuat kau gugur tanpa peraturan dan kabur segala harapan
Sebab kau telah membuat hatiku beku hingga tak berderu
Maka dalam sajakku kutulis nafsu diantara sekawananku
Sebab kedunguanna menyerbu dilubuk waktu
Maka sadarlah,bersatulah
Agar kau bisa membuat masa depan yang tangguh
Lubsel, 2019
Peristiwa Dusta
Dalam diam, aku tak sangka
Akan peristiwa yang membuat para kawanku dusta
Yang dulunya setia
Tapi menjadi bangsat belaka
Lubsel, 2019
Kasih
Kepada perempuan yang tak henti ku rindu
Berterimakasih pada semesta,sebab
Mempertemukan pada tepat hatiku
Aku mencintaimu sebagaimana aku mencintai diksi-diksi
Aku merindukanmu sebagaimana aku merindukan puisi-puisi
Aku yang tak pernah ingin melupakanmu
Sebagaimana pada Tuhannya
Lubsel,2019
Riwayat di Atas Hamparan Pasir
Di atas hamparan pasir
Aku menulai manisnya kegelapan
Selangkah rasa
Akan menciptakan keagungan dalam dada
Dari hitam kekuning
Aku merangkul semangat pada batinku
Melawan rasa keluh dan keringat yang membasahi tubuh
Selangkah maju
Bertindak teguh
Demi menciptakan keluarga baru
Dan kesejahteraan iksanku
Sebab kan ku tunjukkan asa dari kehidupan yang berharga
Lubsel, 2019
Riwayat penulis: Muhammad Rusdy lahir di Dungkek Sumenep sekolah MA Tahfid Annuqayah dan mondok di PPA Lubangsa selatan aktif di Sanggar Basmalah PPA Lubangsa Selatan