Sajak-sajak Ulfatul Khoolidah
Sajak Rantau
Terbuka pintu asa
Mentari bisikan kekuatan
Akhir fase menjadi awal
Bulat tekad mengajak langkah kaki, berjuang
Salamku pada mama bapa
Berat tetap kutitipkan doa
Berbekal yakin menembus sukma
Belajar jadi manusia dewasa
Kukarung setiap lintas kehidupan
Bertahan di badai kelelahan
Menepi dalam kesendirian
Panas hujan tak dihiraukan
Jalan ini bukan tanpa tujuan
Jalan ini bukan tanpa alasan
Jiwa muda harus digelorakan
Sukses saat pulang
Cita cinta, rindu, dan kembaliku
Berlabuh ketenangan pada tanah kelahiran
Bersua ramai di gubuk desa kehangatan
Tunggu kembali, anakmu
Purwokerto, 9 April 2019
Siklus
Jatuh serbuk tersiram air surga
Tumbuh dalam buaian bunda
Bernyawa
Berproses ia
Kala mentari menguatkan tulang
Hujan mengoyak kulit
Angin goncangkan niat
Bertahan menjadi, kuat
Jalankan ujian labirin kehidupan
Hidup kau sampai
Bermuara di surga
Purwokerto, 16 Maret 2019
Mentari Pergi
Bernafas pada
Dimensi berbeda
Timbul cahaya, sekejap
Berjalan di
Ufuk timur raya
Jelas ku kenal langkahnya
Berhenti menghampiri, gubuk insani
Awak datar tak beri arti
Padahal logika tidak jua memanggil kesini
Pun memakumu untuk tak pergi, dusta
Gejolak melodi terbungkam
Merintih lirih
Kubekap dibalik jendela
Alam sadar memenjarakan ia
Bukan, siapa-siapa
Purwokerto, 16 Maret 2019
Sajak Kenang
Ia menggenang
Di antara rerumputan lapang
Ia membekas
Dalam memori tanpa batas
Realita hari
Angin tlah membawa
Ia pergi
Tak peduli, sendiri
Mengenang ingatan, sepi
Purwokerto, 16 Maret 2019
Koin Jiwa
Terselubung gemuruh wajah datar
Sunyi tetap saja terdiam
Mengais jati diri, samar
Coba goreskan lembaran sejarah kehidupan
Sedetik, amnesia
Terbalut bumbu bujuk rayu merah
Goyahkan segenap prinsip jiwa
Habiskan memori sementara
Sedetik, tidak
Terbit ialah jawaban alam
Agar jiwa teguh berpijak
Tak larut bersama cairan empedu
Sedetik amnesia
Sedetik tidak
Tidak, ombak dapat menyesatkan arah!
Tidak, sujud telah terwujud
Mengapa ia tiba
Saat nyawa di penghujung perjuangan
Tidak, biarkanlah berlari
Bertahanlah, menepilah
Cukup ingat kelak
Pada siapa tumpahan warna
Pernah ditorehkan
Pada siapa canda
Pernah mengisi ruang
Di senja harap kan kembali
Tenang
Purwokerto, 16 Maret 2017
Cikal
Hidupnya penuh makna
Hidup ia seribu tahun lamanya
Hiduplah bermanfaat bagi semua
Akar menjelma obat
Batang menopang atap
Daun buat ketupat
Buah memproses seratus aneka
Sebut saja mana yang tak berguna
Di bumi manapun tumbuh sempurna
Segenap cuaca tak mematahkan hidupnya
Tumbuhlah menjadi tunas bangsa
Purwokerto, 16 Maret 2019
Abdiku
Satu per satu berlalu
Tinggalkan jejak tanpa mengukur jarak
Kebahagiaan kecil telah didapat
Tinggalah nama yang tersurat
Tunas kecil beradu bersama waktu
Sedang kaupun bergelut di ruang asamu
Insan hanya bertumpu satu
Inilah secuil tangga mimpiku
Purwokerto, 16 Maret 2019
Ulfatul Khoolidah. Mahasiswa IAIN Purwokerto Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]