Budaya / SeniPuisi

Sajak Puasa untuk Indonesia

Sajak Puasa untuk Indonesia. (Ilustrasi/Foto: nusantaranews.co/istimewa)
Sajak Puasa untuk Indonesia. (Ilustrasi/Foto: nusantaranews.co/istimewa)

Puisi HM Nasruddin Anshoriy Ch

SAJAK PUASA UNTUK INDONESIA

Dengan mengucap senyap
Puasa ini kuhaturkan pada Sang Maha Rindu

Lapar siapakah ini
Saat kata-kata menjelma luka dan amuk prahara
Ketika ujaran kebencian menjadi jutaan peluru
Dan puisi ini merelakan dirinya memeluk sunyi seorang diri

Lapar siapakah semua ini wahai negeri permai bernama Indonesia?

Ketika partai-partai saling sibuk membantai
Saat para politisi saling menceraikan dan bukan mencerahkan
Lapar kekuasaan macam apakah ini?

Hari ini aku merasakan rindu yang menggelora

Tanda imsak sudah lama bergema
Tapi para politisi sibuknya luar biasa menyantap darah daging saudara sendiri sesama bangsa

Dari ulat bulu menjadi kupu-kupu memang membutuhkan puasa hingga di kedalaman kalbu

Adzan maghrib masih jauh berkumandang
Tapi para kampret dan kelelawar sudah keluar dan bertindak onar

Adzan maghrib belum berkumandang
Tapi para yang mulia sudah sibuk menabuh gendang dan saling menendang

Apakah agama sudah tak sanggup membuahkan makna?
Apakah puasa tak juga mengajarkan etika?

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Lapar ini kuserahkan padamu wahai Indonesia
Dahaga ini kupasrahkan untukmu wahai Indonesia

Dalam rintih tasbih di zaman perih ini
Aku rindu nasehat Ibu
Perempuan lembut yang mengajarkan ilmu merajut
Agar robek di kalbu dan di negeri ini kembali bertaut

Laparku dan laparmu wahai Indonesia
Dahagaku dan dahagamu wahai Ibu Pertiwi yang lama terluka
Hari ini akan hijrah ke cakrawala

Gus Nas Jogja, embun ramadlan #12 2018

HM Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.

Baca juga:

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,244