Budaya / SeniPuisi

Sajak Perjalanan: Yang Pergi dan Harus Kembali – Juli Prasetya Alkamzy*

Yang Pergi & Harus Kembali
; Puisi Seorang Kakak

Di depan pintu keberangkatan, orang-orang melepas sayap rindunya bersama doa-doa paling purnama,
Lorong dan tembok bandara menjadi saksi orang-orang yang pergi lalu kembali
Sementara kita menunggu dengan setia di ruang tunggu yang paling biru
Dari arah langit pesawat lalu lalang merupa sayap burung dan ilalang yang terbang

anak-anak melompat-lompat memanggil pesawat dengan suara yang masih murni dan tatapan mata yang paling sejati,
mata yang paling puisi

Yang pergi dan harus kembali
Bukan perpisahan yang menyisakan air mata dan komat-kamit doa
Karena puisi dan pelukan ibunda yang mempertemukan rindu kita di tempat-tempat paling lapang untuk pulang

Bandara Adi Sucipto, 14 Juni 2016

Sajak Perjalanan II

Pada dinding pelabuhan jangan lupa sandarkan rindu dan catatan-catatan
Mengenali kelahiran,masa kanak menjadi daun yang luruh diterjang ombak lautan

Ketika diperjalanan kau akan melihat liukan sungai, jalan berlubang, sawah,dan deretan pohonan dan pertokoan, tidak lupa angin pagi juga menerpa wajah-wajah kekasih yang lelah menanti harapan-harapan

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Maka dada ini kupersiapkan untukmu kembali kekasih
Bukan hanya untuk menumpahkan rindu yang pasrah
Bukan saja menitipkan cinta yang selalu basah
Tetapi ada yang lebih rekah dari geliat rindu dan getar cinta
Ini adalah tentang puisi-puisi perjalanan kita yang masih panjang dan samar

Saat kita tua nanti
Maukah kau sekarang mengajariku menanam padi ditanah lapang dan pohon rambutan, sudikah kau hidup bersamaku menciptakan potongan ziarah dan kenangan
Dimana anak-anak kita nanti bermain memanjat pohon rambutan dihalaman depan

Jangan lelah mencintaiku kekasih
Lihatlah isak airmataku yang mengalir menuju rumahmu
Aku ingin kau menghapusnya dengan berbagai macam puisi perjalanan dan ingatan
Bisakah kita melakukannya

Purwokerto, Juni 2016

Baca: Memuwurkan Benih dan Duror Terakhir 

Juli Prasetya Alkamzy, adalah nama pena dari Juli Prasetya, ia adalah seorang  mahasiswa Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIN Purwokerto, lahir pada tanggal 23 Juli 1993 di sebuah dusun terpencil di Desa Purbadana RT 05/02 Kec. Kembaran Kab. Banyumas, Jateng, Puisinya pernah di muat di Satelit Post, Tabloid poin , Majalah Obsesi, Buletin Jejak, Banjarmasin  pos, Buletin Kanal, Majalah Ancas, Sastra Sumbar, dan Medan Bisnis.Ppuisi tunggal perdananya, Menyingkap Langit, Membuka Hatimu (2014) sedang menyiapkan puisi tunggal kedua, Suara Yang Mencintai Sunyi. Sekarang ia tinggal dan tergabung dalam Takmir Masjid Darunnajah IAIN Purwokerto serta menjadi Pimred Majalah OBSESI. Kritik dan saran selalu dinanti 089649016878 email: [email protected]

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 124