NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Gaya kampanye politik Calon Waki Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno di Kabupaten Binjai, Sulawesi Selatan, terbilang menyehatkan fisik. Kampanye Sandi kali ini digelar dengan cara mengajak para pendukungnya untuk lari pagi bareng-bareng.
Dalam keterangan resmi tim Sandi disebutkanya, Sandi memulai safari politiknya dengan berangkat lari pukul 06.00 WIT, dari Hotel Sinjai, tempat menginap. Namun, sejak pagi, ribuan warga setempat sudah lama menanti Sandi di depan hotel.
Warga yang didominasi ibu-ibu itu histeris meneriakan Sandi. Apalagi ketika melihat Sandi mengenakan baju biru dan celana panjang hitam untuk berlari. “Sandi, Sandi, Sandi, dua, dua, ” ujar sejumlah ibu-ibu meneriaki Sandi, Rabu (26/12/2018).
Sandi sendiri yang ingin lari sempat tertahan langkahnya. Ia menyempatkan untuk berhenti sekedar berjabat tangan dan swafoto dengan warga yang sudah menantinya. Ia pun mengajak ribuan orang tersebut untuk berlari. ”Ayo lari, biar sehat,” ujarnya.
Orang-orang pun ikut berlari. Namun, hanya jarak sekitar seratus meter pelari yang mengikuti Sandi tinggal puluhan orang saja. Sandi lari sejauh satu kilometer dengan tujuan menuju pasar sentral, Kabupaten Sinjai. Agenda kampanye hari ini berdialog dengan pedagang di pasar.
Salah seorang pedagang, Rose, terkejut begitu tahu Sandi mendatangi lapaknya. Penjual bahan keutuhan pokok itu gugup dan senang sewaktu Sandi menjabat tangannya. Rose mengaku harga telur dan terigu naik.
“Harga telur di Sinjai dari Rp28 ribu naik ke Rp30 ribu dan sekarang harganya Rp45 ribu. Terigu juga naik. Mungkin karena hari raya pak. Yang lain masih naik turun pak,” kata Rose.
Sandi meresponsnya dengan argumen bahwa, seharusnya pemerintah hadir ketika harga-harga kebutuhan pokok seperti telur naik. Karena telur adalah sumber protein yang harganya paling terjangkau oleh masyarakat. “Di Jakarta, kami sudah pernah mencoba untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok melalui food station. Tidak hanya stabil, tapi juga terjangkau,” jawab Sandi.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana