Lintas Nusa

Sabtu, Jembatan Batang Kalu pada Jalur Padang-Bukittinggi Bisa Dilalui Kembali

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau Jembatan Batang Kalu di Kecamatan 2x11, Padang Pariaman. (FOTO: KemenPUPR)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau Jembatan Batang Kalu di Kecamatan 2×11, Padang Pariaman. (FOTO: KemenPUPR)

NUSANTARANEWS.CO, Padang Pariaman – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pemulihan lalu lintas pada ruas jalan Padang-Bukit Tinggi yang terputus akibat ambruknya Jembatan Batang Kalu di Kecamatan 2×11, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada Senin (10/12/2018) silam akan dilakukan secara 3 tahap.

Tahap pertama, kata Basuki, pembangunan jembatan sementara ditargetkan fungsional satu jalur pada Sabtu, (15/12/) lusa. Meski hanya bisa dilalui satu jalur, kata dia, namun kehadiran jembatan sementara sangat penting karena jalur utama angkutan logistik dan manusia antara Padang-Bukittinggi-Pekanbaru dapat dipulihkan kembali.

“Saya khusus ke lokasi ini atas perintah Bapak Presiden Joko Widodo karena beliau memonitor dari dekat (penanganan jembatan Batang Kalu). Perintah beliau agar konektivitas ruas Padang-Bukittinggi pulih lebih cepat,” kata Basuki.

Rencananya lalu lintas dari Padang ke Bukit Tinggi akan melalui jembatan sementara. Untuk arah sebaliknya dilakukan pengalihan arus melalui jalur Sicincin-Melalak.

Tahap kedua, lanjutnya, Setelah jembatan sementara selesai, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Ditjen Bina Marga akan membangun jembatan bailey disamping jembatan sementara yang akan dimulai Senin (17/12) dan ditargetkan selesai dalam waktu tujuh hari. Sedang Tahap ketiga, jembatan bailey digunakan untuk kedua arah, lalu jembatan sementara akan dibongkar dan diganti dengan jembatan permanen.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Lantik 114 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemkab Nunukan

“Pembangunan jembatan permanen akan dimulai pada pertengahan Januari 2019 dan ditargetkan rampung dalam waktu 6 bulan. Kami akan menggunakan kontraktor lokal, demikian juga material akan disuplai dari pabrik beton yang ada di Sumatera Barat. Biaya pembangunan jembatan diperkirakan sekitar Rp 15 miliar. Meski hanya 30 meter namun menggunakan konstruksi bore pile sehingga butuh waktu 6 bulan. Kekuatannya bisa mencapai 100 tahun,” jelasnya.

Untuk mencegah terjadinya gerusan air pada struktur bawah jembatan, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V – Ditjen Sumber Daya Air secara paralel saat ini juga tengah mengerjakan bangunan pengarah arus Sungai Batang Kula.

“Pekerjaan sudah dilakukan dengan dana tanggap darurat dan akan dilanjutkan dengan anggaran tahun 2019. Perkuatan tebing sungai dilakukan dengan menggunakan sheet pile di kedua sisi jembatan dan ditargetkan rampung pada Februari 2019,” kata Kepala BWS Sumatera V Maryadi Utama.

Menteri Basuki melanjutkan kunjungan kerjanya meninjau jembatan lain yakni Jembatan Batang Mangor yang juga rusak akibat banjir yang berada di ruas jalan kabupaten di Kecamatan Padang Sago. Perbaikan jembatan tersebut akan dilakukan secara gotong royong antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Daerah.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan dan Unhas Makassar Tandatangani MoU

“Kami akan lakukan pengecekan menyeluruh terlebih dahulu, mungkin tidak perlu dibongkar semua, cukup dilakukan pengangkatan dan retrofit,” pungkas Basuki.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,150