Budaya / SeniPuisi

Saat Sepenggallah Tingginya – Puisi Galang Pambudi Anggara

Saat Sepenggallah Tingginya. (Ilustrasi: Istimewa/net)
Saat Sepenggallah Tingginya. (Ilustrasi: Istimewa/net)

Saat Kelipatan Sepuluh

Detak jarum kala itu
Menunjuk pada kelipatan sepuluh
Atau entah bagaimana ku membahasakan
Bosan saja kiranya

Di salah satu ruang minimalis
Penyalur bibit unggul katanya
Untuk nusa dan bangsa bilangnya
Padahal belajar saja diganggu

Atau aku saja yang kelewat egois
Mencibir debu debu eternit
Dari ketuk palu si bapak
Yang enggan kompromi
Dengan revisi dan setoran kami

Ini perkara bapak
Juga perkara kami
Bapak butuh kenyang
Kami butuh nyaman

Sampai berpindahnya jarum
Dan berubahnya bayang bayang
Cercau lalu lalang itu baru berhenti
Pada ritual rolasan nanti

 

Enam Jam Setelah Pulang

Enam jam setelah pulang
Kuhirup lagi oksigen oplosan
Dari hiruk pikuk jalan aspal
Juga kotak kotak bermuatan
Yang membawa beberapa beban
Sedangkan aku sendiri membawa kebohongan

Enam jam setelah pulang
Kulambaikan tangan
Pada handai taulan
Yang kembali membawaku pelan
Raut mukanya nampak tenang
Tidak cemberut atau tergesa
Pikirnya mungkin tenang
Padahal yang dia bawa adalah kebohongan

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Enam jam setelah pulang
Pelan saja ku raih kotak diagonal
Membuat pesan tentang kebohongan
Yang tentunya ingin kusampaikan pada maha nasihat
Berita tentang diriku yang sudah mendarat
Dengan tenang dan aman
Bersama beberapa kebohongan

Enam jam setelah pulang
Dan dua jam setelahnya
Panggilan berjamaah berkumandang
Sumbang dan penuh harap
Untuk kembali menunaikan taat
Dengan tujuan meminimalisir maksiat
Tapi aku masih madat
Menghiraukan akal sehat
Padahal sudah tau tidak akan selamat

Lalu setelah dua belas jam pulang
Aku kembali memikirkan
Beberapa kiat tentang nasib mujur
Tentang seonggok kebohonganku
Yang tumbuh subur dan membesar
yang mencoret membuat luka
yang mematahkan dan mengurangi percaya
pada setiap senti harap dan doa

Yogyakarta, 2016

Saat Sepenggalah Tingginya

Ujungnya meninggi pada angka dua belas
Sementara beberapa orang berlalu lalang
Menuju kedai dan bangunan suci berlantai
Antara nutrisi dan rohani

Condong sedikit ujungnya
Terhenti sesaat pada seperempat
Kerumunan kecil penuh bisik
Menepak pelan pada tujunya sendiri

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Saat ujungnya tegak ke bawah
Dengan egoisnya berputar pelan
Aku pun lalu lalang memerhatikan
Beberapa hal dari mereka tentang bualan

Siang ini alur menjadi nyata
Terkait teori dan revisi
Juga tentang nutrisi dan rohani
Pada sepenggalah yang mulai meninggi

Galang Pambudi Anggara, penulis puisi tinggal di Yogyakarta. Bisa menjalin komunikasi via online di Fb (Galang Pambudi Anggara) dan Twitter (@galangpribumi).

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 3,244