Mancanegara

Rusia Ungkap Cara AS Gunakan Senjata Kimia di Suriah

NUSANTARANEWS.CO, Moskow – Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap pasukan Amerika Serikat di Suriah jika berupaya menyerang Damaskus. Gerasimov menegaskan Rusia memiliki informan yang dapat dipercaya mengenai kelompok teroris yang bersiap meluncurkan serangan kimia terhadap warga sipil untuk kemudian menyalahkan Tentara Arab Suriah (SAA) sebagai pihak yang melakukan serangan.

“Menurut laporan, setelah serangan menggunakan bendera palsu tersebut, AS berencana menuduh pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia sekaligus untuk memberitahu masyarakat dunia tentang apa yang disebut bukti kematian massal warga sipil di tangan pemerintah Suriah dan Rusia mendukungnya,” kata Gerasimov seperti dikutip CNBC, Rabu (14/3/2018).

Baca juga: Operasi di Ghouta Timur Merupakan Kelanjutan Dari Perang Melawan Terorisme

Seperti diketahui, AS terus melakukan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada Rusia dan pemerintah Suriah soal kematian massal warga sipil Suriah di tengah serangan di Ghouta Timur serta operasi militer yang dilancarkan Turki di perbatasan yang belakangan diketahui mendapat dukungan Washington.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley misalnya, menuduh Rusia dan pemerintah Suriah membom warga sipil, dan bahkan Helley mengancam akan memerintahkan pasukan AS menembakkan rudal tomahawk yang menargetkan pemerintahan Suriah.

Menurut Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, kelompok militan di Ghouta Timur yang menggunakan gas klorin adalah gerilyawan An-Nusra di mana mereka menggunakan zat chorine di Ghouta Timur yang melukai 30 warga sipil. Sehingga, kata dia, sangat tepat bagi pemerintah Suriah memburu dan menghancurkan kelompok tersebut karena mereka melakukan penyerangan di dekat Damaskus.

Baca juga: Ghouta Timur, Benteng Terakhir Teroris Dukungan Aliansi AS, Israel dan Arab Saudi

AS kemudian menuduh pemerintah Suriah (SAA) melakukan serangan membabi buta di Ghouta Timur sebagai tindakan pembunuhan warga sipil sekaligus mengancam akan melakukan pembalasan dengan meluncurkan serangan rudal ke distrik-distrik di Ghouta Timur. “Di beberapa distrik di Ghouta Timur ada kerumunan tempat berkumpulnya para wanita, anak-anak dan orang tua. Mereka dibawa dari daerah lain yang nantinya dianggap mewakili korban kejadian serangan senjata kimia tersebut,” kata Gerasimov.

Baca Juga:  Apakah Orban Benar tentang Kegagalan UE yang Tiada Henti?

Dia mengungkapkan, Relawan Rakyat Sipil Suriah (White Helmets) bersama para kru-nya telah berada di lokasi kejadian dengan pemancar video satelit. “Ini telah dikonfirmasi dengan ditemukannya laboratorium untuk produksi senjata kimia di desa Aftris, yang terbebas dari teroris,” tegasnya.

Baca juga: Retorika Palsu Media Barat Tentang Krisis di Ghouta Timur

“Dalam kasus ini ada ancaman bagi kehidupan militer kami, Angkatan Bersenjata Rusia akan melakukan tindakan pembalasan atas rudal dari kapal induk yang akan meluncurkannya,” Gerasimov. Sementara itu, Departemen Pertahanan AS terus mendesak Rusia untuk berhenti menciptakan kekacauan di Suriah dan meenghentikan tindakan Presiden Bashar Al-Assad. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3