EkonomiPolitik

Rusia Sangsikan Progres Proyek Belt and Road Cina

NUSANTARANEWS.CO, Moskow – Ketua urusan program kawasan Asia Pasifik di Carnegie Moscow Center, Alexander Gabuyev mengatakan sejauh ini proyek Silk Road milik Cina gagal memenuhi harapan Rusia.

“Sejauh ini Rusia belum banyak melihat progres belt and road karena semua harapan tentang masuknya barang murah yang bermotif politik tersebut belum terwujud,” kata Gabuyev kepada RIA Novosti seperti dikutip Sputnik.

Seperti diketahui, tahun 2013 Cina mengumumkan stratgi baru pengembangan ekonominya yang disebut One Belt, One Road dengan tujuan membangun koridor perdagangan di Eurasia untuk memastikan pengiriman barang-barang secara cepat dan efisien dari timur ke barat. Tapi dengan syarat sama-sama menguntungkan. Proyek ini memiliki dua komponen utama yakni Silk Road Economic Belt dan Maritime Silk Road.

Gabuyev menjelaskan, Cina melakukan investasi besar dalam proyek LNG Yamal dan SIBUR melalui Silk Road Fund. “Beijing hanya menggunakan dana tersebut sebagai dompet yang tidak terhubung dengan sistem keuangan global dan karena itu kebal terhadap sanksi AS,” jelasnya.

Baca Juga:  Sampaikan Simpati dan Belasungkawa, PPWI Lakukan Courtesy Call ke Kedubes Rusia

Cina dan Eurasian Economic Union saat ini sedang melakukan negosiasi untuk menurunkan hambatan non-tarif di antara mereka. Menurut Gabuyev perundingan semacam itu kemungkinan akan berlangsung setidaknya beberapa tahun.

Secara keseluruhan, Gabuyev berkomentar, apakah Cina akan menjadi satu-satunya yang mendapatkan keuntungan dari proyek Silk Road, bergantung pada keterampilan negosiasi dari pihak-pihak yang terlibat dan mengenai bagaimana mereka dapat menegaskan kepentingan ekonominya.

“Proyek ini didasarkan pada fakta bahwa Cina memiliki kekuatan ekonomi yang besar, persediaan modal yang sangat besar, pengalaman yang luar biasa dalam pembangunan infrastruktur dan pasar yang cukup besar. Dan Cina bersedia menyediakannya ke seluruh dunia untuk memfasilitasi pembangunan bersama,” kata Gabuyev.

Pada tanggal 14-15 Mei, Beijing akan menjadi tuan rumah sebuah forum tingkat tinggi mengenai kerja sama internasional dalam strategi One Belt, One Road. Pemimpin dari 28 negara bagian dan pemerintah, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan ambil bagian dalam acara tersebut. (ed)

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,090