Mancanegara

Rusia Naik Pitam AS Berencana Kembangkan Bom Atom Baru

NUSANTARANEWS.CO – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mencurigai langkah Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan bom atom baru berukuran lebih kecil, untuk menangkal senjata nuklir Rusia terlalu konfrontasional. Kecaman juga datang dari Moskow terhadap isi proposal militer AS tentang pengembangan bom atom baru tersebut. Karenanya, Moskow amat sangat kecewaan atas rencana Washington.

Diketahui, proposal AS disusun dari kekhawatiran bahwa Rusia mungkin menganggap senjata nuklir AS terlalu besar untuk digunakan. Itu dapat berarti, menurut militer AS, menggunakan senjata itu tidak lagi menjadi langkah penangkal efektif.

Kemlu Rusia pun balik menuduh AS melakukan hasutan perang melalui proposal itu. Sikap Moskow muncul dalam waktu kurang dari 24 jam setelah AS merilis proposalnya. Rencana AS itu terungkap dalam pernyataan kebijakan Pentagon yang disebut Review Postur Nuklir (NPR).

Melansir BBC, Rusia dinyatakan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan Rusia. “Dari bacaan pertama, karakter konfrontasional dan anti-Rusia pada dokumen ini mengarah pada Anda,” Kemlu Rusia menegaskan.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Senator Rusia dan pakar pertahanan Frantz Klintsevich menyebut, rencana AS itu pertaruhan yang sangat berbahaya dalam menghancurkan keseimbangan strategis dunia demi kepentingan AS.

Proposal AS itu berisi sejumlah hal, tidak hanya menyangkut Rusia. Militer AS khawatir persenjataan nuklir menjadi usang dan potensi ancaman muncul dari China, Korea Utara (Korut), dan Iran. Namun demikian, kekhawatiran utama AS ialah atas persepsi Rusia. Dokumen itu beralasan, senjata nuklir berukuran lebih kecil dengan kekuatan kurang dari 20 kiloton, akan menantang asumsi bahwa persenjataan AS terlalu besar untuk menjadi penangkal kredibel.

Bom semacam itu memiliki kekuatan ledak sama seperti yang dijatuhkan di kota Nagasaki, Jepang, di akhir Perang Dunia II, yang menewaskan lebih dari 70.000 orang. “Strategi kami akan menjamin Rusia memahami bahwa setiap penggunaan senjata nuklir, meski terbatas, tak dapat diterima,” papar dokumen AS. (mgy/mys)

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 9