Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Rusia Kerahkan 100 Ribu Pasukan, AS Malah Tinggalkan Ukraina Sendirian

Rusia kerahkan 100 ribu pasukan, AS malah tinggalkan Ukraina sendirian.
Rusia kerahkan 100 ribu pasukan, AS malah tinggalkan Ukraina sendirian/Foto: thetimes.co.uk

NUSANTARANEWS.CO, Moskwa – Rusia kerahkan 100 ribu pasukan, AS malah tinggalkan Ukraina sendirian. Menurut laporan kebijakan luar negeri Uni Eropa, Rusia telah mengerahkan sekitar 100.000 pasukan di perbatasannya dengan Ukraina dalam kondisi siap tempur. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahkan menyaksikan langsung latihan skala besar di Krimea yang melibatkan lebih dari 10 ribu prajurit dan ribuan persenjataan dan perlengkapan militer dari Distrik Militer Selatan, Armada Laut Hitam, Armada Kaspia, dan Pasukan Lintas Udara.

Dalam komentarnya, Shoigu mengatakan bahwa setiap aspek pertahanan kawasan telah diuji, termasuk sistem pertahanan pesisir dan udara. Shoigu juga mengungkapkan kepuasannya dalam inspeksinya tersebut.

Pengerahan cepat ratusan ribu pasukan bersenjata lengkap Rusia di perbatasan dekat Ukraina boleh dikatakan luar biasa sekaligus merupakan langkah “gertakan balik” terhadap provokasi Amerika Serikat (AS) melalui Ukraina.

AS sendiri kemudian langsung membatalkan pengerahan kapal perangnya ke Laut Hitam dan mengusulkan diadakannya dialog.

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

Mantan Presiden Rusia dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev mengatakan bahwa AS telah menjalankan pendekatan ganda dalam hubungan dengan Rusia. Taktik Pemerintahan Biden adalah membuka pintu diplomasi namun di satu sisi tetap meningkatkan tekanan dengan pihak lain.

Rusia tampaknya telah siap melakukan perang terbuka di Ukraina, namun AS tampaknya justeru berupaya menghindar setelah apa yang dilakukannya dengan memprovokasi Ukraina.

Kiev kini tampaknya tinggal sendirian menghadapi Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky tetap beretorika bahwa Ukraina tidak menginginkan perang, tetapi Ukraina siap untuk itu.

Pada 23 April, fokus AS dan NATO terkait Ukraina langsung berhenti setelah pasukan dari distrik militer Rusia Selatan dan Barat mulai kembali ke posisi penempatan permanen mereka.

Zelensky yang gagal melakukan diplomasi dengan Rusia bahkan mengatakan bahwa Kiev akan bertahan hingga orang terakhir dalam perang melawan Rusia.

Upaya diplomasi mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bernegosiasi di Ukraina Timur tidak ditanggapi. Putin malah mengatakan bahwa sebaiknya pemimpin Ukraina itu berbicara kepada republik yang memproklamirkan diri di wilayah tersebut.

Baca Juga:  Kegiatan Forum Humas BUMN Membuat Perpecahan PWI atas UKW Liar

Kiev kini harus menutupi biaya pengerahan pasukannya di garis depan sementara sementara ekonomi negara sedang mengalami krisis. Belum lagi masalah tekanan politik domestik yang semakin keras. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,071