Mancanegara

Rusia, Jerman dan Prancis Berkomitmen Tetap Bekerja Sama Dengan Iran

Rusia, Jerman dan Prancis copy
Presiden Rusia Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron/Foto: NDTV.Com

NUSANTARANEWS.CO – Rusia, Jerman dan Prancis berkomitmen tetap bekerja sama dengan Iran. Presiden Rusia Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Selasa (21/5) melalui percakapan telepon telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk melestarikan kesepakatan nuklir Iran (JCPOA). Dalam sebuah pernyataan, Kremlin juga mengatakan bahwa perlu segera merealisasikan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dengan Iran, dan pentingnya menjaga perjanjian nuklir Iran tetap berjalan, kata Kremlin dalam, sebuah pernyataan.

Sementara di Capitol Hill, para pejabat pemerintahan Amerika Serikat (AS) dan anggota parlemen AS masih berdebat tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Iran. Partai demokrat menuding rezim Presiden Trump terlalu membesar-besarkan ancaman Iran dilaur proporsi normal – meski Partai Republik menegaskan bahwa tujuannya adalah pencegahan, bukan perang.

Perdebatan di Capitol Hill itu, terjadi ketika Sekretaris Negara Michael Pompeo, penjabat Sekretaris Pertahanan Patrick Shanahan, dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford bertemu dengan anggota DPR dan Senat untuk menanggapi meningkatnya frustrasi di Capitol Hill tentang keheningan pemerintah karena ketegangan dengan Iran telah meningkat.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Sebaliknya anggota parlemen partai Republik menghubungkan serangkaian insiden baru-baru ini dengan Iran dan proksi-prokinya, termasuk serangan pesawat tak berawak pada pipa Saudi, kerusakan pada empat kargo di Teluk Persia dan sebuah roket yang ditembakkan di dekat kedutaan AS di Baghdad.

Dengan dalih semua peristiwa itu, menunjukkan terjadi eskalasi di Iran dan langkah-langkah AS baru-baru ini – termasuk memindahkan kelompok penyerang Angkatan Laut dan gugus tugas pembom di dekat Teluk Persia – dimaksudkan untuk mencegah eskalasi tersebut.

“Ini tentang pencegahan, Kami tidak ingin situasinya meningkat,” kata Shanahan. “Kita bukan ingin berperang,” tegas Shanahan.

Menanggapi itu, Demokrat bersikeras bahwa, “Jelas ada ancaman terhadap kepentingan AS di kawasan itu, tetapi ancaman itu dapat diprediksi,” kata Senator Chris Murphy, seorang Demokrat Connecticut yang duduk di komite hubungan luar negeri.

Senator Bernie Sanders, kandidat independen dan presiden Vermont, menambahkan bahwa “Saya sangat khawatir bahwa secara sengaja atau tidak sengaja, kita dapat menciptakan situasi di mana perang akan terjadi.”

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Di Iran, Presiden Iran Hassan Rouhani menekankan bahwa negaranya tidak akan mengalah terhadap tekanan dari AS. Rouhani melalui pidato di depan rakyat pada hari Selasa (21/05/2019) mengatakan, mereka yang mengancam Iran akan menyesalinya, dan bahwa rakyat Iran tidak akan mengalah terhadap kekuatan penindas.

Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mengirimkan delegasi baik ke AS maupun ke Iran untuk membantu meredakan ketegangan. Namun masih belum jelas apakah mediasinya akan memecahkan kebuntuan, karena Iran menolak dialog dengan AS. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,050