Rusia Hancurkan Kompleks Industri Militer Ukraina

Rusia Hancurkan Kompleks Industri Militer Ukraina

Gelombang baru serangan besar-besaran Rusia terhadap fasilitas militer rezim Kiev dimulai pada 30 April. Sasaran utamanya adalah pabrik dan depot yang terkait dengan kompleks industri militer Ukraina, dengan demikian bertujuan untuk menetralisir kapasitas produksi senjata dan amunisi pasukan neo-Nazi.
Oleh: Lucas Leiroz

 

Langkah tersebut merupakan bagian dari tanggapan luas Rusia terhadap provokasi Ukraina baru-baru yang menargetkan wilayah sipil dan demiliterisasi seperti Krimea. Namun, tujuan yang lebih penting adalah mencegah rencana Ukraina melancarkan serangan balasan.

Serangan tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia sendiri yang ditayangkan di media sosialnya: “Angkatan Bersenjata Rusia dari Federasi Rusia telah meluncurkan serangan sejumlah rudal presisi jarak jauh yang berbasis udara dan laut menghantam kompleks industri militer Ukraina (…). Semua target yang diprioritaskan terkena.”

Ada desas-desus tentang terjadinya serangan di hampir seluruh wilayah Ukraina karena lokasi target memang tidak diungkapkan oleh pejabat Rusia, meski begitu serangan yang dikonfirmasi setidaknya di wilayah Kiev, Sumy dan Dnepropetrovsk – yang terakhir mengalami serangan terkuat. Sebuah ledakan berskala besar dilaporkan terjadi di Pavlograd, dengan ratusan video yang beredar di internet menunjukkan momen penyerangan tersebut.

Menurut kantor berita Rusia TASS, operasi Rusia di Pavlograd menghancurkan dua baterai anti-pesawat S-300 yang ditempatkan di sebuah pangkalan militer. Penghancuran total depot bahan bakar dan amunisi Brigade Lintas Udara ke-46 Ukraina juga dilaporkan. Peralatan yang hancur ini diduga sedang dipersiapkan untuk digunakan dalam “serangan balasan” Ukraina yang telah lama ditunggu-tunggu.

Beberapa sumber Ukraina melaporkan bahwa telah terjadi kerusakan infrastruktur sipil kota akibat serangan itu, namun tidak ada data yang dikonfirmasi. Fakta ketiadaan data ini menunjukkan bahwa serangan Moskow memang direncanakan dengan baik dan dieksekusi dengan tepat. Nyaris tidak terdengar adanya korban sipil. Bila benar terjadi tentu masalah tersebut akan viral di media arus utama pro-Barat.

Seperti diketahui, baru-baru ini kedua belah pihak telah secara signifikan meningkatkan penggunaan senjata jarak jauh, artileri berat, dan kekuatan udara. Kiev mengklaim bahwa serangannya itu baru permulaan. Sementara Moskow menjelaskan niatnya untuk menetralisir kekuatan militer musuh dan mencegah serangan ke wilayah-wilayah kedaulatannya yang aman

Dalam beberapa hari terakhir, angkatan bersenjata Ukraina telah mengintensifkan pengeboman di daerah sipil di Donetsk, membunuh warga sipil dan menghancurkan beberapa fasilitas non-militer. Serangan juga terjadi di Krimea. Jelas aksi serangan Ukraina ini tidak dapat diterima oleh Moskow yang menanggapi dengan serangan  presisi terhadap target vital dan strategis Ukraina.

Dalam pengertian ini, tampaknya ada dua tujuan utama dengan operasi skala besar yang dimulai pada hari terakhir bulan April: untuk menanggapi pembunuhan warga sipil Rusia dan untuk mencegah Kiev melancarkan serangan balasannya. Dengan menghancurkan pabrik dan stok senjata, amunisi, dan bahan bakar, Rusia dapat secara signifikan mengurangi daya tembak musuh, sekaligus melindungi zona sipil mereka dari serangan dan menggagalkan rencana serangan balik Ukraina.

Sejauh ini, Kiev bersikeras hanya menyerang Krimea dan zona demiliterisasi lainnya menggunakan senjata jarak menengah dan jarak jauh yang diterima dari Barat.  NATO memang meminta Kiev untuk tidak menyerang wilayah kedaulatan Rusia – kecual sebatas wilayah yang diintegrasikan kembali ke Federasi Rusia sejak 2014 – Krimea dan empat wilayah baru. Kiev tidak melanggar perjanjian dengan sponsornya, meski faktanya tetap saja terus menyerang wilayah kedaulatan Rusia, membunuh warga sipil tak berdosa.

Dengan meluncurkan operasi skala besar, Moskow memperjelas bahwa mereka tidak mentolerir sikap seperti ini dan bahwa Kiev harus membatasi targetnya di perbatasan zona konflik, jika tidak maka akan segera dihancurkan oleh kekuatan Rusia. Pesan ini juga diberikan kepada Barat, dalam artian harus menghindari peningkatan lebih lanjut daya tembak Ukraina, karena jika target sipil Rusia terus dihantam, Moskwa akan meningkatkan mobilisasi tempurnya dan mencoba menetralisir musuh dengan cara secepat mungkin.

Masih harus dilihat apakah Kiev dan NATO akan menerima pesan Rusia. Seperti yang biasa dilakukan oleh Moskow selama operasi khusus. Hari pertama bulan Mei jauh lebih ringan di garis depan. Namun, jika rezim neo-Nazi mengabaikan pesan tersebut dan melanjutkan provokasinya yang tiada henti, kecenderungan tindakan baru dengan intensitas tinggi dapat saja akan segera terjadi. (*)

Penulis: Lucas Leiroz, jurnalis, peneliti di Center for Geostrategic Studies, konsultan geopolitik. (Sumber: InfoBrics)

Exit mobile version