Rusia Berhasil Menguji Sistem Pertahanan Rudal Baru di Kazakhtan

Ilustrasi Rudal Rusia/Foto Sputnik

Ilustrasi Rudal Rusia/Foto Sputnik

NUSANTARANEWS.CO – Rusia berhasil menguji sitem pertahanan rudal yang baru pada hari Senin (12/2/2018). Tes peluncuran rudal ini dilakukan di sebuah lokasi di Kazakhtan. Seperti dilansir surat kabar Krasnaya Zvezda yang mengutip wakil komandan Angkatan Dirgantara Rusia Andrei Prikhodko bahwa, ”Kami telah berhasil melakukan uji coba rudal pertahanan udara tingkat tinggi yang baru di-upgrade,” kata Prikhodko.

Prikhodko juga mengklaim bahwa sistem pertahanan rudal yang baru di-upgrade ini mampu menghalau beragam jenis serangan rudal, termasuk rudal balistik antarbenua generasi baru.

Di pihak lain, Lori Robinson, kepala Komando Kedirgantaraan Amerika Utara AS (NORAD), dalam laporan kepada Senat mengatakan bahwa bahwa militer AS sangat prihatin dengan kemampuan rudal jelajah Rusia generasi baru.

Menurut Robinson, “Rusia telah memprioritaskan pengembangan rudal jelajah maju yang mampu menghancurkan target di Amerika Utara tanpa terdeteksi oleh radar, kata Robinson di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat 15 Februari. Robinson juga menunjukkan bahwa AS “harus terus berinvestasi dan berinovasi untuk menghadapi ancaman yang muncul ini.

Usulan untuk membuat senjata baru tersebut hanyalah satu dari serangkaian rekomendasi untuk Departemen Pasokan Tenaga Nuklir Departemen Pertahanan yang ditugaskan oleh Presiden Trump tahun lalu, yang diharapkan akan dipresentasikan kepada presiden dalam waktu dekat.

Media AS sebelumnya menerbitkan draf review postur nuklir yang tidak terklasifikasi, walaupun Departemen Pertahanan telah merujuk pada versi dokumen tersebut sebagai “pra-keputusan.”

Tinjauan postur nuklir Trump merupakan perpanjangan dari komitmen mantan Presiden Barack Obama untuk menghabiskan lebih dari satu triliun dolar lebih dari 30 tahun untuk memodernisasi persenjataan nuklir AS. Pengamat percaya bahwa peninjauan tersebut kemungkinan akan menghasilkan tambahan pengeluaran.

Seperti telah diberitakan, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) akhirnya meningkatkan anggaran militernya menjadi US$ 700 miliar atau hampir Rp 10.000 trilyun yang akan menjadi anggaran terbesar dalam sejarah AS. Jauh melampaui anggaran militer gabungan Rusia dan Cina.

Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat, telah meneken rencana anggaran militer baru tersebut. Sebuah kenaikan terbesar sejak inisiatif Perang Global oleh Presiden AS George W. Bush yang hanya meningkat dari US$ 345 miliar menjadi menjadi US$ 437 miliar.

Pentaqgon sendiri mengatakan bahwa peningkatan anggaran itu disebabkan oleh semakin meningkatnya ancaman dari Cina, Rusia, dan Korea Utara. (Banyu)

 

Exit mobile version