Puisi Mufti Wibowo
Selimut Muhammad
sebuah bunga yang kautanam
pada remah masa lalu
tumbuh liar di para-para
wanginya datang kepadamu
sebagai penjaga
kawanan kupu-kupu
lebah dan kumbang
telah menyelimuti tubuh telanjangmu
membuat rongga-rongga
jalan cahaya
hangat memancar
dari dalam dada
yang menghimpun segala
rahasia semesta
aku ingin mandicahayamu yang limpah
mencuri hangatnya yang ruah
bunga pustaka, 2017
Rumah Tua
Setiap titik hujan
sebelum jatuh menyentuh tanah
sebab dibebani jawaban doa
batang-batang gundul yang tegar
gesekannya dengan udara
menghasilakan percikan api
yang duri
ia menyasar mata jalan anak laki-laki
yang sejak duha
menghilangkan diri dalam rimba
demi sebiji intan yang akan ditanam
sebagai mata ketiga
dikeningnya
Rumah tua membunyikan lonceng emasnya
memberi tanda kepada musim
ketegaran akar dan batang
pengorbanan daun
kelahiran adalah jalan
terdekat sampai ke dermaga
pembelah laut
itu tangan yang menyambut
wajah-wajah yang memunggungi cahaya
sebelum nanti mendapati wajah
asing dalam cermin
yang memancar cahaya perak
sekarang, biarlah dingin mengusai malam
datanglah kepadanya
seruan rumah tua
yang senantiasa menyembahyangkanmu
dalam rahimnya
yang tak kenal musim
bunga pustaka, 2017
*Mufti Wibowo lahir di purbalingga. Saat ini tercacat sebagai guru swasta di Purwokerto.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]