Politik

Rumah Ibadah, Menag: Tempat Paling Aman dari Potensi Konflik Sosial

NUSANTARANEWS.COM, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) sudah berusaha untuk meredakan gejolak konflik yang mengatasnamakan agama. Upaya ini diserukan melalui kantor-kantor wilayah yang tersebar di Indonesia.

Pendekatan yang dilakukan Kemenag ialah mendekati takmir-takmir masjid dan rumah ibadah lainnya agar senantiasa menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Kemenag lakukan ini lantaran agama memiliki fungsi menyatukan masyarakat Indonesia yang dikenal majemuk dan religius.

Oleh karena itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat agar memiliki persepsi yang sama mengenai bagaimana mengamalkan agama dalam kemajemukan, tidak hanya antar agama, tapi juga kemajukan yang ada pada internal masing-masing agama.

“Untuk itu, dibutuhkan sikap toleransi yang tinggi terhadap perbedaan-perbedaan paham yang kerap dijumpai dalam satu agama. Selain itu, agama juga perlu diajarkan melalui pendekatan persuasif, serta dakwah dan upaya promotif yang menghindari cara-cara kekerasan,” kata Menag saat membuka Launching Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan di Indonesia Tahun 2016 yang diselenggarakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan di Jakarta, Selasa (14/03).

Baca Juga:  Juara Pileg 2024, PKB Bidik 60 Persen Menang Pilkada Serentak di Jawa Timur

Menag Lukman juga mengajak semua pihak untuk menjadikan rumah ibadah sebagai tempat yang paling aman dari potensi konflik sosial. Ajakan ini kembali disampaikan Menag menyusul adanya spanduk yang dipasang di tempat ibadah dan bertuliskan ‘Masjid ini tidak menshalatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama’.

“Bagaimana kita semua dapat menjadikan rumah ibadah sebagai tempat yang suci, tempat mengajarkan kasih sayang, tempat yang paling aman. Tidak justru sebaliknya, kita menjadikan tempat ibadah sebagai tempat yang berpotensi memunculkan konflik atau sengketa di antara kita,” imbau Menag. (rsk/rsk)

Editor: Sulaiman

Related Posts

1 of 32