NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pancasila Jiwaku (Panjiku), Lidik Perbatasan (Libas) dan insan media (pers) sepakat untuk bersinergi demi meningkatkan pelayanan terhadap pasien di RS tersebut.
Direktur RSUD Nunukan Dr. Dulman menilai, Pers dan LSM adalah komponen masyarakat yang tak bisa dinafikan kehadiranya sebagai pilar pembangunan termasuk dalam sektor kesehatan. Sehingga hanya dengan bersinergi lah, menurut Dulman, segala kelemahan maupun kesalahan, akan menemukan solusi penguatan dan pembenahan.
“Dengan bekerjasama inilah maka kita akan tahu kekurangan maupun hal-hal yang wajib dibenahi,” tutur Dr. Dulman saat silaturahim dengan LSM, wartawan dan tokoh masyarakat di Ruang Atlas Medika Lt 2 Edelweys/Flamboyan RSUD Nunukan, Rabu (25/9/2019).
Kendati sudah semaksimal mungkin bersusaha melayani masyarakat, Dulman mengakui bahwa pihaknya tak mungkin dalam kesempurnaan. Kelalaian maupun kesalahan menurutnya adalah sebuah keniscayan. Untuk itu pihaknya sangat berharap adanya kritikan dan saran agar kedepan kinerja pihaknya semakin baik.
Dalam era digitaliasi, lanjut Dulman, media juga sarana paling mudah untuk menyampaikan pendapat terutama kritikan. Namun akan lebih baik menurutnya apabila saran dan kritikan tersebut terakomodir secara baik melalui media penyebar warta yang independen dan obyektif.
“Bukan berarti masukan lewat media sosial kita abaikan. Tapi apabila masukan tersebut dikemas melalui media resmi penyebar berita, itu akan mempermudah kita menemukan solusinya,” tandasnya
Sementara itu, Ketua LSM Panjiku, Mansur Rincing menilai, langkah RSUD Nunukan tersebut adalah sebuah hal yang tepat. Karena nantinya akan saling mengingatkan sehingga dampaknya pasti berahir ke masyarakat juga. Apalagi menurutnya, keberadaan sebuah RSUD adalah merupakan aset daerah yang semua masyarakat merasa berhak memiliki namun juga berkewajiban meningkatkan mutu pelayananya.
“Saya dan kawan-kawan LSM sangat mengapresiasi niat dari RSUD ini. Sehingga dengan kita dilibatkan, maka segala persoalaan terkait kurangnya mutu pelayanan di Rumah Sakit ini sudah pasti dapat ditingkatkan,” ujar Mansur.
Di sisi lain, menurut Mansur, RSUD Nunukan telah membuktikan kepada masyarakat sebagai pihak yang tidak anti kritik. Apalagi sebagai Rumah Sakit di wilayah perbatasan, pelayaanan adalah kunci utama bahwa Rumah Sakit tersebut untuk menajadi salah satu pilar kedaulatan.
Mansur mengingatkan, nasionalisme itu tak mesti harus ditempuh dengan jalan berangkat ke medan perang. Penguatan kesehatan masyarakat menurut Mansur juga bentuk lain dari upaya menajaga marwah negaranya. Dengan tenaga medis yang saat ini dimilikinya, bukan hal yang mustahil apabila RSUD Nunukan akan dapat setara dengan Hospital maupun ruamah kesehatan di Sabah, Malaysia.
“Selama ini kan kalau ada pasien yang dalam keadaan darurat, tak sedikit yang dilarikan ke luar Nunukan terutama ke Malaysia. Dengan tim medis yang dimiliki RSUD Nunukan, kenapa kita tidak membalikan keadaan? Selagi kita senantiasa bersinergi dan bekerjasama meningkatkan mutu pelayanan, maka jangan heran apabila suatu saat masyarakat di Malaysia yang berobat ke Nunukan,” tegas Mansur. (edy/str)
Editor: Eriec Dieda