Politik

Role Model Debat Pilkada DKI Berpotensi Tingkatkan Partisipasi Pemilih

NUSANTARANEWS.CO – Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz menilai bahwa debat perdana Pilkada Jakarta Jum’at (13/1/2017) malam berlangsung dinamis.

Menurutnya, masing-masing pasangan calon memperlihatkan kemampuan yang optimal dalam menyampaikan visi, misi dan program-programnya. Kritik dan respon antar pasangan calon juga berlangsung seru sehingga mempertajam uraian yang disampaikan.

“Perbedaan pendapat dan cara pandang dalam menyelesaikan persoalan Jakarta sangat terlihat dalam proses debat sehingga masyarakat pemilih Jakarta dapat membandingkan secara langsung posisi antar pasangan calon tersebut,” ungkapnya pada Nusantaranews, Sabtu (14/1/2017).

Antusiasme masyarakat Jakarta dan daerah lainnya, lanjut dia juga terlihat dalam menyaksikan debat ini. Beragam aktivitas masyarakat memastikan agar tidak melewatkan momentum ini, mulai dari nonton bareng di posko pemenangan, kantor partai politik, warung-warung, tempat publik hingga sangat aktif melakukan respon dan analisis dengan menggunakan media sosialnya masing-masing. Tingginya tingkat perbincangan di media sosial menunjukkan perhatian yang sangat tinggi.

Baca Juga:  Dukung Di Munas Golkar 2024, Satkar Ulama Jawa Timur Beber Dukungan Untuk Airlangga

“Bagi masyarakat Jakarta yang mempunyai hak pilih, proses debat ini semakin memantapkan pilihannya dengan mencatat janji-janji politik yang akan ditagih pada saat pasangan calon terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Dalam arti yang lain, tingginya antuasisme masyarakat Jakarta terhadap debat ini juga meningkatkan partisipasi dan berpotensi mengurangi Golput,” bebernya.

Bagi masyarakat pemilih Jakarta yang belum menentukan pilihan, setidaknya ini menjadi informasi tambahan untuk semakin tertarik lantas tergerak menggunakan hak pilihnya di TPS nanti. Sementara bagi masyarakat non pemilih Jakarta, setidaknya dapat memberikan pendidikan politik terkait perbedaan pandangan dalam menyelesaikan persoalan.

“Perbedaan pendapat menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa dalam menyelesaikan persoalan tidak dengan cara yang tunggal. Penghormatan terhadap perbedaan pandangan dijadikan modal untuk membangun persatuan dan solidaritas bersama,” tandasnya. (emka/red-01)

Related Posts

1 of 416