Khazanah

Rocky Gerung Sebut Kitab Suci itu Fiksi, Mahfud MD: tak Perlu Diributkan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Bermula dari acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang ditayangkan TV One bertajuk “Prabowo-Jokowi Berbalas” Pantun, salah satu muatan pernyataan bintang tamu Rocky Gerung memantik perdebatan publik baik di dunia nyata terlebih di jagad media sosial. Dalam closing acara, Rocky menyebut kitab suci adalah fiksi.

“Saya perlu memahamkan terlebih dahulu apa itu Fiksi, karena akhir-akhir ini kita disibukkan oleh pidato Prabowo tentang Indonesia di tahun 2030,” kata Rocky mumulai waktu yang diberikan Karni Ilyas selaku pemandu ILC, “bahkan banyak yang mengolok-olok, ‘ah, itu data dari buku fiksi kok dipercaya,” lanjut Rocky, Selasa (10/4/2018) malam.

Seluruh isi ruangan pada diam mendengar pernyataan Rocky yang cukup mengejutkan dan mengajak audien untuk berpikir bahkan berimajinasi.

“Padahal yang mengolok-olok inilah yang dungu. Mereka gak bisa bedakan antara fiksi dengan fiktif. Fiksi adalah sesuatu yang bisa meledakkan daya imajinasi otak terhadap masa depan. Sedangkan fiktif artinya kebohongan. Sekarang saya mau tanya, kitab suci itu fiksi apa bukan?,” kata Rocky mekempar tanya pada seluruh isi ruangan.

Hening sejenak. Rocky tersenyum lalu melanjutkan, “Siapa berani jawab?” Masih hening. “Kitab suci itu fiksi,” ujar guru besar UI tersebut.

Sontak politisi Akbar Faisal menganggah hendak mendebat Rocky. “Sebentar, Pak Rocky. Saya berusaha memahami kata-kata Anda, tapi kali ini saya sebagai orang Islam tak bisa terima bahwa kitab suci saya, Al-Qur’an, dianggap sebagai fiksi. Padahal saya merasakan sendiri kalau Al-Qur’an itu fakta. Terjadi pada kehidupan saya. Statemen Anda bisa bermasalah,” sangga Akbar memotong.

“Makanya dengarkan dulu penjelasan saya,” jawab Rocky Gerung. “Orang seperti Anda, sering salah kaprah. Menyandingkan kata fiksi dengan kata fakta. Padahal sebenarnya fiksi itu sandingannya dengan realita. Sesuatu dalam karya fiksi yang belum menjadi realita saat ini, bukan berarti itu bohong. Bisa jadi akan benar-benar terjadi di masa depan. Sedangkan kata fakta itu lawannya fiktif. Ketika saya bilang pemerintah tidak impor beras, itu fiktif, karena fakta-nya impor,” lanjut Rocky menerangkan.

“Seperti yang saya ungkap tadi, fiksi adalah narasi yang bersifat imajiner, mengarah ke masa depan, hingga para pembaca bisa berimajinasi tentang hal tersebut. Contoh dalam kitab suci mengatakan tentang keindahan surga, yang diperuntukkan untuk orang yang suka beramal baik. Kita belum merasakannya, tapi kita bisa membayangkan seperti apa keindahan di surga. Hingga orang-orang berlomba berbuat baik. Itu fiksi. Saya berani berkata kitab suci itu fiksi atas dasar definisi tersebut. Barulah kalau saya bilang bahwa kitab suci itu FIKTIF, saya bisa dipenjara. Karena dengan kata lain saya bilang kitab suci itu bohong,” sambungnya.

Setelah acara ILC, jagad maya ramai mengunjingkan pernyataan Rocky Gerung tentang fiksi yang selama ini hanya disandingkan dengan karya sastra. Namun di ILC makna dan fungsi dari fiksi menjadi luas dalam argumentasi Rocky.

‏Pemilik akun twitter, M.Akram bertanya kepada Prof. Mahfud MD. “@mohmahfudmd assalamualaikum Pak Mahfud..tanggapannya Pak soal narasinya Om Rocky..arahannya Pak biar ga salah jalan..terima kasih Pak,” tweet @MbeeAkram kepada Mahfud, Rabu (11/4) sore.

“Itu pendapat Rocky Gerung, silakan saja. Tapi bagi saya kitab suci bukan fiksi, jauh bedanya. Fiksi itu produk angan-angan atau khyalan manusia sedang kitab suci adalah wahyu dan pesan Tuhan. Saya meyakini, kitab suci adalah wahyu Tuhan yang ditanamkan di hati dan dipatrikan di otak orang yang beriman,” jawab Mahfud.

Pertanyaan lain diberikan oleh Jasmine AL-Ghul @JasmineGhul kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut. “coba pak @mohmahfudmd liat video segmen pak rocky gerung dari chanel tv one…untuk menghindari video yang dipotong …gimana menurut prof, mengenai pendapat yang dikemukakan pak rocky.”

“Saya sudah melihat aslinya di @tvone_ilc tadi malam. Pendapat saya tetap beda dengan pendapat Rocky Gerung. Kitab suci tetap beda dengan fiction maupun fictive. Yang satu dari atas ke bawah, yang satu dari bawah ke kemana-mana. Tapi itu soal pendapat saja, tak perlu diributkan. Biarin saja.

“Betul, itu pendapat rocky. Saya juga tidak sependapat dengan itu, tapi apakah itu masuk Penistaan agama? Kitab yang mana yang dimaksud?” tanya pemilik akun @rubicorn_ji.

“Saya tak bisa dipancing-pancing dengan urusan penistaan atau bukan. Saya hanya berbicara pemahaman saya tentang fiksi dan kitab suci,” jawab Mahfud.

Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,058