Ekonomi

Rizal Ramli Sarankan Pemberian Dana Otsus Papua Diubah Dengan Skema Melalui ATM

rizal ramli, dana otsus papua, melalui atm, pemberian dana otsus, nusantaranews
Rizal Ramli sarankan pemberian Dana Otsus Papua diubah dengan skema melalui ATM. (Foto: Romadhon/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ekonom senior Rizal Ramli menyarankan agar skema pemberian dana alokasi otonomi khusus (Otsus) untuk Papua dan Papua Barat diubah melalui skema ATM. Tujuannya, agar dana otsus tepat sasaran.

“Kita harus ubah, selama ini kan Rp 62 triliun tahun untuk 3,5 juta rakyat Papua tapi dalam prakteknya rakyat di kampung-kampung, di gunung-gunung nyaris nggak terima apa-apa,” kata Rizal Ramli dalam diskusi bertajuk Ngobrol Bareng RR bertajuk Papua di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin, (26/8/2019).

Mantan menteri koordinator perekonomian era Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menyarankan agar sistem penyalurannya diganti yakni bukan lagi melalui pemerintah pusat turun ke pemerintah daerah, namun langsung ke masyarakat Papua. Caranya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencetakkan ATM untuk seluruh masyarakat bumi Cendrawasih yang penduduknya berjumlah 3,5 juta tersebut. Sebab, hitung-hitungan Rizal, Otsus Rp 62 triliun dibagi perpenduduk Papua 3,5 juta jiwa maka mereka akan menerima dana Rp 17,7 juta perorang.

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Naasnya, uang Rp 17,7 juta itu belum dirasakan oleh masyarakat di Papua dan Papua Barat.

“Sistemnya kita minta BRI kasih ATM sama semua rakyat di Papua pertama kasih sama ibu-ibunya, mama-mama, setiap bulan pemerintah ngasih 2,5 juta nggak ada masalah itu. Hari ini kan 17,7 juta perorang rakyat nggak dapat apa-apa,” kata dia.

Rizal Ramli berpandangan, jika dibuat ATM dan diberi langsung ke perorang, masyarakat Papua akan langsung merima manfaat dari Otsus itu untuk keperluan mereka.

“Mending Rp 2,5 juta, mereka bisa pakai buat makanan, pendidikan, Kesehatan dan itu cara yang lebih bagus kalau kita lewat birokrasi birokrasi kita ini korup kok,” jelasnya.

Pewarta: Romadhon
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,053