Ekonomi

Rizal Ramli Minta Pemerintah Berani Terapkan Tarif Anti-Dumping pada Cina

Ekonom Senior, Rizal Ramli. (Foto: Romadhon/NUSANTARANEWS.CO)
Ekonom Senior Rizal Ramli Minta Pemerintah Berani Terapkan Tarif Anti-Dumping pada Cina. (Foto: Romadhon/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pakar ekonomi Indonesia, Rizal Ramli memintah pemerintah untuk berani menerapkan tarif anti-dumping terhadap produk-produk baja Cina. Hal itu sebagai upaya untuk melindungi industri baja nasional.

“Restrukturisasi KS (Krakatau Steel) membuat utang sustainable tapi tidak tingkatkan sales! Harus berani kenakan tarif anti-dumping.  RRT ekses kapasitas industri baja, berminat realokasi pabrik baja bekas ke RI. Eh… diberi bebas pajak 30 tahun oleh Menteri Keuangan “terbalik”. Cerdas nggak tu?,” ungkap melalui akun twitternya @RizalRamli, sebagaimana dikutip Kamis, (4/7/2019).

Baca Juga: Krakatau Steel Sekarat, Impor Baja dari China Meroket

Hal ini menyusul kondisi perusahaan plat merah, PT Krakatau Steel yang terus merugi. Tecatat kerugian Krakatau Steel di periode berjalan tahun ini mencapai Rp 884,6 miliar. Sementara itu saat bersamaan impor baja dari Cina terus meningkat.

“Infrastruktur digenjot 4,5 tahun terakhir, harusnya penjualan (baja) Krakatau Steel naik. Tapi yang naik justru impor baja dari China, yang harganya dumping. KS (Krakatau Steel) rugi. Setahun yang lalu, RR usul kenakan anti-dumping tarif 25%. Restrukturisasi utang KS harus, tapi tidak akan tingkatkan penjualan!” jelasnya.

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

Sebenarnya kebijakan menaikkan tarif anti-dumping telah dilakukan oleh sejumlah negara dalam melindungi industri baja mereka dari gemburan baja Cina. Salah satu negara yang telah memproteksi diri adalah Korea Utara dan Jepang.

Baca Juga: Kata Jokowi, Pembangunan Infrastruktur Masih Diharapkan Masyarakat

Hal sama juga dilakukan oleh Amerika Serikat. Negeri Paman Sam tersebut justru dengan sangat berani menaikkan tarif anti-dumping terhadap sejumlah produk Cina mencapai 500 persen. Dimana AS menaikkan tarif BMAD (Bea Masuk Anti Dumping) menjadi lima kali lipat untuk baja produk cold roll coil (CRC).

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 3,053