Ekonomi

Rizal Ramli: Hanya Era Gus Dur Utang Bisa Berkurang

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mantan Menteri Keuangan era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli tampaknya boleh berbangga, karena saat menjabat, dirinya mampu menjawab persoalan utang Indonesia kala itu.

“Waktu saya masuk, minus 3 persen ekonominya. Kami putuskan tidak mengikuti kebijakan IMF, kita jalan sendiri dengan segala kontroversinya,” ujar dia, Rabu (29/11/2017).

Dan hasilnya memuaskan. Dimana kata Rizal Ramli, ekonomi Indonesia saat itu nyatanya justru bisa meningkat dari minus 3 persen menjadi hampir 6.5 persen. Hutang luar negeri pun berkurang.

“Satu-satunya pemerintahan yang mengurangi utang bukan menambah utang hanya pemerintahan Gus Dur,” ujarnya.

Sementara itu, Mantan Anggota Komisi Hukum DPR, Djoko Edhi Abdurrahman menjelaskan bahwa di balik segala kontroversi politiknya, dinaikkan hingga dimakzulkan parlemen, ternyata perekonomian di era Gus Dur bekerja sangat istimewa. Memang awalnya Gus Dur menerima warisan perekonomian dari Habibie dalam kondisi growth masih minus (-) 3 persen pada September 1999.

Ketika diukur lagi di akhir tahun 1999, hampir 3 bulan tim ekonomi bekerja, pertumbuhan ekonomi sudah di level 0,7 persen (melompat 3,7 persen).

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Dalam kurun waktu setahun berikutnya, di tahun 2000 perekonomian Indonesia kembali berhasil tumbuh ke level 4,9 persen (melompat 4,2 persen). Di tahun 2001, meskipun Gus Dur dimakzulkan di pertengahan tahun krisis politik tersebut, rata-rata growth di akhir tahun masih di level 3,6 persen.

“Yang istimewa, dua kali lompatan growth tersebut dilakukan tim ekonomi Gus Dur dengan sambil mengurangi beban utang. Sebuah kondisi yang pasti sangat sulit dilakukan oleh tim ekonomi kabinet-kabinet setelah atau sebelum Gus Dur,” ungkap Djoko Edhi.

Djoko Edhi mengatakan selama era Gus Dur, tim ekonomi sukses mengurangi beban utang sebesar USD 4,15 miliar. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 24