NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Sudah lama hengkang dari kota Surabaya, pengaruh Tri Rismaharini dianggap pudar dimata masyarakat metropilis terutama jelang pilgub Jawa Timur nanti.Bahkan, masyarakat Surabaya nantinya diyakini akan menjatuhkan pilihannya ke paslon nomor urut 2 Khofifah-Emil. Begitu juga Surabaya yang dikenal sebagai basis pendukung PDI Perjuangan pengusung paslon cagub Risma, tak punya pengaruh bagi masyarakat untuk memilih paslon cagub nomor 2 tersebut.
“Bu Risma itu sudah lama pindah dari Surabaya sehingga sudah tidak berpengaruh bagi masyarakat Surabaya. Dan tentunya ini menjadi salah satu modal kami untuk memenangkan Khofifah-Emil di pilgub nanti,” ujar politisi Golkar Blegur Prijanggono, Kamis (17/10/2024).
Bendahara Golkar ini mengatakan bukti kalau sambutan masyarakat kota Surabaya lebih memilih Khofifah-Emil dengan melihat respon Masyarakat ketika Khofifah turun melakukan penyapaan kepada masyarakat. “Dalam kegiatan pengajian maupun sambang pasar, masyarakat Surabaya mulai pedagang hingga pegawai, ramai-ramai berebut dan ikut mendoakan kemenangan Khofifah di pilgub Jawa Timur,” jelasnya.
Blegur mengatakan dengan banyaknya dukungan dari masyarakat tersebut, dirinya bersama parpol koalisi yang mengusung Khofifah-Emil di pilgub tak perlu kawatir kemenangan paslon nomor 2 tersebut di kota Surabaya.
“Kami tidak kawatir pengaruh dari bu Risma di Surabaya. Saya optimis sekali akan menang tebal di Surabaya,” terang Blegur.
Ditambahkan olehnya, sampai saat ini, Khofifah dan Emil Dardak terus melakukan penyapaan kepada masyarakat di seluruh Jawa Timur untuk memenangkan pilgub Jawa Timur.” Imbas kerja keras ini tentunya akan ada hasilnya yaitu menang pilgub Jawa Timur. Kami yakin sekali ada membuahkan hasil yang maksimal,” tandasnya.
Duet petahana, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak untuk kedua kalinya kembali maju di Pilgub Jawa Timur. Mereka diusung koalisi besar yang terdiri atas 15 partai untuk melenggang di Pilgub Jatim pada Pilkada serentak 2024 itu. Rincian 15 partai itu adalah PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, NasDem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda dan Partai Prima (tak lolos verifikasi). (setya)