Mancanegara

Risiko Perang AS-Iran Semakin Tinggi

USS Lincoln
USS Lincoln/Foto:MCS3 Stephen Doyle/U.S. Navy/UPI

NUSANTARANEWS.CO – Risiko perang AS-Iran semakin tinggi. Teheran telah mengumumkan penghentian sebagian pelaksanaan komitmennya. Presiden Hassan Rouhani mengatakan Iran akan terus melanjutkan program pengayaan uranium yang lebih besar jika Prancis, Jerman, Inggris, Rusia dan Cina gagal menemukan solusi bagi Iran untuk menjual minyak dan menangani transaksi perbankan dalam dua bulan ke depan.

Sejak Presiden Trump menarik Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan nuklir Iran pada Mei 2018, para penandatangan lain telah berjanji untuk menyelamatkannya. Mereka akan terus menjunjung tinggi sisi tawar-menawar dan akan menciptakan mekanisme keuangan baru yang memungkinkan perusahaan-perusahaan dapat terus berdagang dengan Iran.

Namun hal itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Ancaman sanksi AS terhadap perusahaan multinasional yang melakukan bisnis dengan Iran telah mengakibatkan sebagian besar perusahaan Eropa menarik diri – yang dampaknya sangat dirasakan oleh Iran.

Oleh karena itu, Presiden Rouhani mengatakan bahwa, negaranya akan mengambil sebuah langkah yang tegas, dan akan merespons sebuah ancaman dengan ancaman serta tindakan dengan tindakan.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Laporan kantor berita Associated Press menyebutkan bahwa Iran telah mengirimkan surat untuk memberitahukan keputusannya kepada Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia dan Uni Eropa.

Pengumuman yang disampaikan pada hari Rabu (08/05/), tepat setahun setelah AS menarik diri dari kesepakatan 2015. Di mana sejak saat itu, AS mulai memberlakukan kembali sanksi yang melumpuhkan Iran.

Di tengah ketegangan hubungan AS-Iran yang semakin tinggi, Washington telah mengerahkan kapal induk USS Lincoln ke Teluk Persia sebagai tambahan kekuatan di Timur Tengah guna merespons kemungkinan ancaman rudal dari Iran. Pesawat pembom B-52 juga dikirimkan sebagai tanggapan terhadap laporan intelijen yang memperingatkan bahwa Iran akan menyerang aset dan kepentingan AS dan sekutunya.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo yang tengah melakukan lawatan ke London menyatakan bahwa Amerika “akan menunggu dan mengamati” apa yang akan dilakukan oleh Iran selanjutnya. Iran telah membuat pernyataan tentang langkah mereka yang dapat mengancam stabilitas dunia,” kata Pompeo.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Peningkatan tekanan AS terhadap Iran baru-baru ini – melalui sanksi baru, dan menunjuk Garda Revolusi sebagai kelompok teroris telah meningkatkan risiko konfrontasi kedua belah pihak secara terbuka. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,082