Terbaru

Riset Temukan: Jomblo Bagi Pria Adalah Tekanan

NUSANTARANEWS.CO – Lebih dari 70 persen pria jomblo setuju mengatakan bahwa mereka merasa keberatan karena tidak memiliki pasangan dibandingkan hanya 58 persen wanita.

Dilansir dari The Independent, sebuah penelitian menemukan single merasa berbeda di bawah tekanan untuk segera menjalin hubungan atau memiliki teman kencan dari pada wanita yang cenderung lebih santai akan hal tersebut. Hasil jajak pendapat juga telah menemukan bahwa sekitar 71% pria single merasa “tekanan signifikan” untuk menemukan pasangan dibandingkan dengan 58%  yang terjadi pada wanita.

Dr Linda Papadopoulos, psikolog eHarmony, mengatakan bahwa wanita sering memanfaatkan persahabatan lebih kuat dari pria. Sehingga hubungan pertemanan dekat yang sedikit banyak membantunya mengalihkan pikiran dan menikmati kesendirian dengan meluangkan waktu lebih banuak dengan teman-temannya.

“Pria lajang memiliki tingkat tekanan yang mengejutkan dibandingkan wanita, pria lajang merasa mendapat tekanan lebih berat,” kata Dr Papadopoulos.

“Mereka juga melaporkan tingkat kesepian yang lebih tinggi.”

Baca Juga:  Banyak Jalan Rusak Parah di Blitar, Heri Romadhon: Tidak Pernah Dapat Perhatian Pemkab

Ia juga menambahkan bahwa wah tersebut bertentangan dengan gagasan tradisional yang sering dikatakan orang tentang “jomblo bahagia”, yang selama ini bahkan sangat popular di kalangan pria dari pada dikatakan oleh para wanita.

“Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pria juga cenderung kehilangan keintiman fisik lebih banyak dari pada wanita,” kata Dr Papadopoulos.

Terlepas dari rasa beban sebagai single yang lebih dirasakan oleh pria, penelitian tidak memungkiri adanya dampak positif seperti kemandirian pribadi, lebih banyak wakyu untuk hobi barunya, bebas melakukan kegiatan apapun siang maupun malam dan lain sebagainya.

Ia juga menemukan bahwa, 41% orang lebih suka sendiri dari pada mendapatkan orang yang salah sebagai pasangannya, 47% pria mengatakan bahwa merasa kesepian adalah aspek negatif tentang menjadi jomblo, dibandingkan dengan wanita yang hanya memiliki persentasi sebesar 43%.

Chris Sherwood, chief executive Relate mengatakan, “Sementara hampir separuh responden mengatakan bahwa merasa kesepian adalah halangan untuk menjadi lajang, hal ini bisa menjadi kesempatan untuk belajar tentang diri anda dan membangun kebebasan.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menangi Pilpres Satu Putaran

“Oleh karena itu, sangat memalukan bahwa begitu banyak orang lajang terutama laku-laki, merasa tertekan untuk menetap dan mencari pasangan baru.”

Menurut Sherwood, orang mustinya mampu menamkan pada pola berpikirnya bahwa lajang dapat berupa gaya hidup yang sewaktu-waktu dapat berubah dan menghindari penilaian yang rendah atas status jomblonya.

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts